Cerita Meutya Hafid Dapat Perlakuan Manusiawi Usai Negosiasi dengan Penyandera di Irak
Anda itu artinya rakyat Irak. Nggak mempan juga sih. Tapi setidaknya saya merasa diperlakukan lebih baik daripada sandera yang lain.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Memang situasinya saat itu karena Amerika menginvasi di 2003 sampai 2005, masih ada pendudukan dan muncul perlawanan dari kelompok-kelompok di Irak.
Baca: Meutya Hafid: Golkar Dorong Munas Capai Musyawarah Mufakat
Jadi memang sangat chaotic, nuansa perang yang lebih mengerikan dari masuknya Amerika ke Irak.
Karena kita nggak tahu kapan bom akan terjadi, perang terjadi di mana, tiba-tiba bisa ada bom, atau ada penyerangan di pinggir jalan.
Bagaimana ceritanya Anda bisa ditawan oleh sekelompok pria bersenjata? Saat itu sedang berada di mana?
Akhirnya (saya) berangkat untuk meliput pemilu pertama di Irak dan 10 hari di sana mungkin nggak banyak yang ingat saya sempat melaporkan langsung.
Tapi yang diingat banyak (orang) adalah yang waktu disanderanya.
(saya) Berencana pulang waktu itu melalui kota Amman, Yordania.
Sampai di Yordania ditelepon untuk diminta meliput hari Asyura, jadi masuk kembali ke Irak.
Ketika dalam perjalanan darat dari Amman menuju Baghdad, di tengah jalan kita berhenti di pom bensin.
Tepatnya di antara kota Ramadi dan Falujah.
Kita di situ diambil dan dibawa.
Mata saya ditutup, senjata (ditodongkan) di leher, kemudian mobil kita diambil alih.
Saya mencoba mengingat (jalan), belok kiri, belok kanan, tapi setelah dua jam saya nggak tahu dibawa kemana.
Ketika dibuka penutup mata yang saya lihat hanya gurun.