Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Kasus Penyerangan Lembaga Hukum Negara, Ledakan Kantor Polisi hingga Penusukan Wiranto

Rentetan kasus dan penyerangan terhadap lembaga hukum negara, dari kantor hingga pejabat negara.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in 6 Kasus Penyerangan Lembaga Hukum Negara, Ledakan Kantor Polisi hingga Penusukan Wiranto
Facebook Tony Pratondoadi
Rentetan kasus dan penyerangan terhadap lembaga hukum negara, dari kantor hingga pejabat negara. 

TRIBUNNEWS.COM - Aksi bom bunuh diri di Polrestabes Medan (13/11/2019) kembali menggegerkan Masyarakat Indonesia.

Sebab, belum lama sebelum aksi bom bunuh diri di Medan, pernah terjadi aksi serupa di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo (3/6/2019).

Dilansir dari YouTube Najwa Shihab (13/11/2019), menurut Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) Ali Taher, sasaran terorisme saat ini yakni lembaga hukum negara.

Hal tersebut terbukti dari peristiwa yang terjadi di tiga tahun terakhir ini terkait kasus teror di lembaga hukum negara.

Berikut ini rentetan kasus dan penyerangan terhadap simbol-simbol negara :

Detik-detik saat dua teroris terkena ledakan dari bom yang mereka bawa sendiri di tempat parkir kedai kopi Starbucks, kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
Detik-detik saat dua teroris terkena ledakan dari bom yang mereka bawa sendiri di tempat parkir kedai kopi Starbucks, kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016). (Tribunnews/HO/Youtube)

1. Pos Polisi Sarinah

Dilansir dari wikipedia, aksi pengeboman di Pos Polisi Sarinah (14/1/2016) merupakan bagian dari serentetan peristiwa yang dinamakan Serangan Jakarta 2016.

Berita Rekomendasi

Pada peristiwa itu, terjadi enam ledakan dan juga penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Ledakan terjadi di dua tempat, yakni di daerah tempat parkir Ckrawala, gedung sebelah utara Sarinah, dan sebuah Pos Polisi di depan gedung tersebut.

Akibat serangan tersebut, delapan orang dinyatakan meninggal dan 24 orang mengalami luka-luka.

Delapan orang yang meninggal yakni, empat pelaku dan empat warga sipil.

Pelaku penyerangan dilakukan tujuh orang yang telibat organisasi Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Ledakan BOM di Mapolresta Surakarta.
Ledakan BOM di Mapolresta Surakarta. (TRIBUNSOLO.COM/TRIBUNSOLO.COM/Chrysnha Pradipha)

2. Polresta Surakarta

Insiden yang terjadi di markas Polresta Surakarta (5/7/2016) menyebabkan satu anggota polisi yang sedang bertugas mengalami luka ringan.

Pada pukul 07.30 WIB, pelaku yang saat itu mengenakan jaket berwarnna cokelat memasuki halaman markas Polresta Surakarta.

Pelaku sempat dihentikan oleh anggota Provos, namun pengendara teteap nekat menyerobot masuk melewati penjagaan.

Kemudian di depan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), pelaku meledakkan bom dan turut melukai Provos yang mengejarnya.

Diketahui, pelaku aksi bom bunuh diri tersebut bernama Nur Rohman.

Nur Rohman merupakan anggota Jamaah Ansarut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.

Pengebom Polrestabes Surabaya
Pengebom Polrestabes Surabaya (capture video)

3. Polrestabes Surabaya

Aksi bom bunuh diri terjadi di pintu masuk markas Polrestabes Surabaya (14/5/21019).

Berdasarkan rekaman CCTV, pukul 08.50 WIB ada sebuah mobil yang hendak masuk gerbang Mapolrestabes.

Kemudian, disebelah mobil ada lima orang (satu anak-anak) dari satu keluarga datang ke pintu masuk markas Polrestabes Surabaya dengan mengendarai dua motor bebek.

Saat diberhentikan dan hendak diperiksa, tiba-tiba bom meledak hingga menewaskan empat orang pelaku dan melukai sejumlah orang.

Sementara anak kecil yang ikut terlibat berhasil diselamatkan oleh polisi.

Pelaku yang merupakan satu keluarga ini merupakan anggota Jamaah Ansarut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.

Pengeboman di Pos Polisi Kartasura
Pengeboman di Pos Polisi Kartasura (TRIBUNVIDEO.COM/RADIF)

4. Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo

Tidak ada korban dan kerusakan berarti dalam ledakan bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo (3/6/2019).

Diperkirakan saat terjadi ledakan, tidak ada polisi yang berjaga di pos pengamanan (Pospam) lebaran 2019 tersebut.

Diketahui pelaku bom bunuh diri masih hidup setelah melancarkan aksinya tersebut dan dilarikan ke rumah sakit.

Pelaku mengalami luka parah di tubuh bagian bawah termasuk pinggangnya.

Dilansir dari Kompas.com, Polisi menyebutkan, pelaku yang berinisial RA diduga terpapar paham radikal.

Namun, RA merupakan lone wolf atau bertindak sendiri.

Setelah ditelusuri lebih lanjut melalui media sosial pelaku, diketahui jika ia menerima doktrin dari pimpinan ISIS.

Kasus Penusukan Wiranto
Kasus Penusukan Wiranto (Tribun Medan)

5. Penusukan Menkopolhukam, Wiranto

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) diserang pasangan suami istri saat turun dari mobil di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang (10/10/2019).

Wiranto ditusuk menggunakan senjata tajam jenis kunai di bagain perutnya.

Polisi menyebut, dua pelaku adalah anggota kelompok teroris Jamaah Ansarut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.

Bom meledak di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019).
Bom meledak di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019). (Tribun Medan)

6. Polrestabes Medan

Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan (13/11/2019) menggegerkan warga.

Sebab, saat peristiwa terjadi banyak warga yang sedang mengurus SKCK untuk mendaftar CPNS.

Diketahui aksi bom bunuh diri tesebut dilakukan oleh satu orang berinisial RNM.

Pelaku dinyatakan meninggal dilokasi kejadian setelah melilitkan bom dipinggangnya.

Menurut keterangan kepolisian, pelaku sempat digeledah dua kali oleh petugas saat akan memasuki markas Polrestabes.

Pelaku melakukan penyamaran dengan memakai jaket ojek online dan mengaku akan membuat SKCK.

Saat polisi akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, pelaku yang masih berusia 24 tahun ini menerobos pemeriksaan dan berlari ke arah kantin kemudian meledakkan diri.

Aksi tersebut mengakibatkan korban luka berjumlah enam orang, terdiri dari empat anggota polisi, satu pekerja harian lepas, dan satu mahasiswa.

Dilansir dari Kompas TV (14/11/2019) pelaku diduga terpapar paham radikalisme dari istrinya dan guru agamanya.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas