BNPB Ungkap Maluku Utara Pernah Diguncang Gempa M,7,1 Pada Tanggal yang Sama Lima Tahun Lalu
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 87 kali gempa susulan terjadi hingga pukul 11.00 WITA setelah gempa M 7,1 terjadi.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 87 kali gempa susulan terjadi hingga pukul 11.00 WITA setelah gempa M 7,1 terjadi,Jumat (15/11/2019) pukul 00.17 WITA.
Dari sejumlah gempa susulan tersebut, tujuh di antaranya dirasakan warga.
BPBD Kabupaten Halmahera Barat melaporkan gempa dirasakan sangat kuat sehingga membuat warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Baca: Pasca-gempa M 7,1 di Maluku Utara, BNPB: 2 Orang Luka dan 7 Bangunan Rusak
Selain itu, BPBD Kota Ternate dan Kota Bitung juga melaporkan hal yang sama, sehingga warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mencatat gempa serupa pernah terjadi di tanggal yang sama lima tahun lalu.
"Menurut catatan BMKG, gempa tersebut terjadi hanya 50 km dari kejadian gempa dengan kekuatan yang sama dan mekanisme sama pada 2014. Yang unik fenomena gempa besar ini terjadi pada tanggal yang sama yaitu 15 November," kata Agus dalam keterangan resmi BNPB pada Jumat (15/11/2019).
Selain itu, Agus mengatakan, gempa jelang dini hari tadi merupakan gempa dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
Baca: Apa yang Harus Dilakukan Sebelum, Sesaat, dan Sesudah Gempa Bumi?
"Gempa tersebut terjadi pada salah satu segmen dengan frekuensi gempa moderate M 7 sampai M 7,5 sangat tinggi di Indonesia," kata Agus.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate melaporkan bahwa gempa memicu kerusakan bangunan di wilayahnya.
BPBD mencatat 19 bangunan yakni 15 rumah, 3 gereja dan 1 sekolah mengalami rusak ringan pascagempa.
Baca: Fakta-Fakta Gempa M 7.1 Guncang Sulut dan Malut, Dirasakan sampai Manado hingga Penjelasan BMKG
Rumah rusak ringan tersebut terjadi di Kelurahan Lelewi sembilan unit, Mayau lima unit dan Bido satu unit, sedangkan gereja masing-masing satu unit rusak pada ketiga kelurahan tersebut.
Fasilitas sekolah rusak teridentifikasi satu unit di Kelurahan Mayau.
Agus mengatakan, ketiga wilayah kelurahan tersebut berada di bawah administrasi Kecamatan Batang Dua, yang letaknya di sebuah pulau kecil.
"Di samping bangunan rusak, BPBD mencatat dua orang mengalami luka ringan akibat tertimpa material bangunan. Kedua korban berasal dari Kelurahan Mayau dan Kelurahan Lelewi. Hingga saat ini belum tercatat adanya warga yang mengungsi," kata Agus.
Agus mengatakan, BPBD Provinsi Maluku Utara telah melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten atau kota, BMKG dan lembaga terkait lain untuk melakukan pendataan pascagempa.