Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelaku Terorisme Banyak dari Usia 21-30 Tahun, Benarkah Anak Muda Mudah Dipengaruhi? Ini Jawabannya

Benarkah anak muda udah dipengaruhi dengan paham-paham radikal? Berikut jawab dari Kepala UPT Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Malang

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Pelaku Terorisme Banyak dari Usia 21-30 Tahun, Benarkah Anak Muda Mudah Dipengaruhi? Ini Jawabannya
Kompas TV - Wikipedia
Pelaku bom bunuh diri di Medan dan Abu Bakr al-Baghdadi 

"Semua itu akan membuat anak gelisah dan binggung dan tidak tahu harus bagaimana," kata Hudaniah.

Kondisi ini akan dibawa seorang anak hingga dia dewasa.

"Sehingga saat dewasa mereka tidak bisa mengevaluasi secara kritis informasi-infomasi yang diterima," lanjutnya.

Menurut Hudaniah, tipe anak yang tidak memiliki self concept yang baik akan rentan dipengaruhi dipengaruhi oleh orang lain ketika mereka sudah dewasa.

"Masuklah situasi-situasi sosial yang tidak sehat, yang membuat orang memungkinkan melakukan hal menyimpang, termasuk terorisme ," tutup Hudaniah

Selain karena tidak memiliki self concept yang baik, tipe kepribadian yang otoritatif juga memiliki peluang untuk mudah dipengaruhi oleh orang lain di sekitarnya. 

Sehingga orang tersebut dapat diarahkan atau dikendalikan untuk melakukan perilaku menyimpang, termasuk tindak terorisme.

Berita Rekomendasi

"Orang yang mudah menerima informasi dan menerima mentah mentah tanpa diolah," tutup Hudaniah.

Baca: BIN Butuhkan 721 Formasi CPNS 2019, Lulusan D3 Bisa Ikut Daftar

Komentar Pengamat Intelijen

Pengamat Intelijen dan Keamanan UI, Stanislaus Riyanta
Pengamat Intelijen dan Keamanan UI, Stanislaus Riyanta (Tangkap layar channel YouTube Najwa Shihab)

Pengamat Intelijen dan Keamanan UI, Stanislaus Riyanti menjelasakan terjadi pergeseran metode yang dilakukan oleh pimpinan teroris dalam melakukan perekrutan anggota baru.

Ia menyebut, jika kelompok lama seperti Al-Qaeda melakukan pencarian anggota baru dengan bertatap muka langsung, kemudian akan dilatih sehingga siap melakukan aksi.

Ini sangat berbeda di era sekarang ini, menurut Stanislaus perkembangan sosial media yang ada membuat penyebarakan konten-konten radikal sangat mudah ditemui. 

"Sekarang radikalisme sangat cepat terjadi karena menggunakan media sosial," ujar Stanislaus saat diundang dalam acara acara Mata Najwa, Rabu (13/11/2019) lalu.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas