Istri Wapres Wury Estu Handayani Serahkan Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional Tahun 2019
Pemerintah memberikan penghargaan kepada enam Bunda PAUD tingkat provinsi dan 23 Bunda PAUD kabupaten/kota.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memberikan penghargaan kepada enam Bunda PAUD tingkat provinsi dan 23 Bunda PAUD kabupaten/kota sebagai wujud apresiasi kepada daerah yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap pendidikan anak usia dini (PAUD).
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh istri Wakil Presiden, Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin, mewakili Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, selaku Bunda PAUD Nasional, di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Senin (18/11/2019).
Pada kegiatan Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional Tahun 2019 dengan tema “Memantapkan Peran Bunda PAUD Menuju PAUD Berkualitas” tersebut, Wury Estu Handayani menekankan tentang pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini.
Untuk itu, ia mengajak para Bunda PAUD untuk semakin berperan aktif dalam meningkatkan kualitas PAUD di Indonesia.
"Pendidikan karakter yang dilakukan saat anak usia dini akan menjadi pondasi dan landasan bagi anak-anak sebelum pendidikan kognitif lainnya diberikan. Oleh karena itu, peran Bunda PAUD sangat penting sekali dalam proses penanaman karakter unggul dalam proses pendidikan anak usia dini. Mengingat pendidikan sejak dini sangat berbekas sampai anak memasuki usia dewasa. Dalam ajaran Islam, bayi yang baru lahir diadzankan di telinga kanannya dan diqomatkan di telinga kirinya. Hal ini untuk mengenalkan Tuhan kepadanya, itu pendidikan anak usia dini nol tahun," jelas Wury Estu.
Enam Bunda PAUD tingkat provinsi tersebut adalah Bunda PAUD Provinsi Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, MT; Bunda PAUD Provinsi Bangka Belitung, Hj. Melati Erzaldi, SH; Bunda PAUD Provinsi Kalimantan Selatan, Hj. Raudatul Jannah Sahbirin, SKM., M.Kes; dan Bunda PAUD Provinsi Kalimantan Utara, Ir. Hj. Rita Ratina, MP; Bunda PAUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hj. Niken Saptarini Widyawati, SE., M.Sc, dan; Bunda PAUD Provinsi Sulawesi Selatan, Ir. Liestiaty Fachrudin, M.Fish.
Baca: Pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia Terkendala Pembebasan Lahan
Baca: Arief Poyuono Singgung Luka Lama Ahok Jika Jadi Bos BUMN, Roy Suryo: Fatwa Dikeluarkan Wapres Kita
Baca: Tampil Berbeda! Inilah Gaya Sporty Wapres Maruf Amin Bersama Istri di Jalan Sehat CFD
Sedangkan 23 Bunda PAUD Tingkat Kabupaten/Kota, terdiri atas:
(1) Bunda PAUD Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Rita Syntia, ST., MM;
(2) Bunda PAUD Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Ni Kadek Seniasih, S.Sos;
(3) Bunda PAUD Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hj. Amien Rahmani Husni Djibril;
(4) Bunda PAUD Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Ny. Fitri Hertikasari A. Hijazi, SE;
(5) Bunda PAUD Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Hj. Erna Kusmawati Suharsono;
(6) Bunda PAUD Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Ny. Hj. Jusmiati Taha Kiyai Demak;
(7) Bunda PAUD Kota Jambi, Provinsi Jambi, Hj. Yuliana Fasha, SE., M.Si., Ak, CA;
(8) Bunda PAUD Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, dr. Cellica Nurrachadiana;
(9) Bunda PAUD Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Hj. Etik Suryani, SE., MM;
(10) Bunda PAUD Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, Dra. Hj. Musus Indarnani Haryanto;
(11) Bunda PAUD Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Hj. Fatma Idiana Sayed Jafar;
(12) Bunda PAUD Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Ir. Hj. Ririen Kartika Rini Nadjmi Adhani, MP;
(13) Bunda PAUD Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, dr. Hj. Neni Moerniaeni, SP.OG;
(14) Bunda PAUD Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Hj. Yohana Palupi Arita, SE;
(15) Bunda PAUD Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Hj. Deby Maryanti Apri Sujadi;
(16) Bunda PAUD Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Faujia Helga Br. Tampubolon;
(17) Bunda PAUD Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, Dra. Linda Christine Sumilat Paembonan, M.Si;
(18) Bunda PAUD Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat, Dr. Henny Riza Falepi;
(19) Bunda PAUD Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, dr. Hj. Noviar Marlina Gunawan;
(20) Bunda PAUD Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, Lidia Kristina Dosmar Banjarnahor;
(21) Bunda PAUD Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah, Fauziah Yulhaidir;
(22) Bunda PAUD Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ny. Lidwina Viviawaty Ng Lay, dan;
(23) Bunda PAUD Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, Hj. Nur Rohmah Sujadi Saddat.
Mengakhiri sambutannya, Wury mengajak agar semua pihak dapat mendukung penyelenggaraan PAUD di berbagai daerah demi menciptakan SDM unggul di Indonesia.
"Intervensi yang dapat dilakukan di tingkat daerah antara lain penguatan kebijakan PAUD yang berpusat pada anak, peningkatan kualitas PAUD usia 0-3 tahun dan 3-6 tahun melalui integrasi layanan kesehatan, gizi, dan perlindungan anak. Meningkatkan akses PAUD anak usia nol sampai dua tahun melalui kemitraan dengan pihak swasta melalui kelompok marjinal serta pengembangan kompetensi dan kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan."
Wury mengungkapkan bahwa bantuan para Bunda PAUD dalam mendorong kinerja pemerintah daerah tentunya akan mempercepat upaya tercapainya hal tersebut.
Baca: Tito Karnavian Sebut Penanganan Radikalisme Dikomandoi Wapres, Sertifikasi Guru Ngaji Belum Perlu
Baca: Maruf Amin: Kenaikan Dana Bantuan Parpol Masih Wacana
"Permasalahan dalam pendidikan apabila upaya dalam mencari jalan keluarnya dilakukan secara bersama dan bersinergi maka bukan menjadi hal mustahil untuk dapat mengurai permasalahan tersebut secara lebih baik," tuturnya.
Senada dengan Wury, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim juga menekankan tentang pentingnya penguatan karakter anak sejak usia dini.
"Sering sekali PAUD itu institusinya hanya titipan anak padahal pendidikan usia dini itu yang penting adalah bagaimana kita belajar dari bermain. Konsep bermain dan belajar itulah yang sebenarnya membentuk murid-murid ini, (mengenalkan) cara berkolaborasi, cara menemukan kreativitas dan dia jadi cinta sekolah, cinta belajar. Jadi yang penting itu bukan cepat ngitung, cepat nulis, cepat membaca. Yang terpenting adalah kesenangan dari murid itu sendiri, berpartisipasi di dalam aktivitas-aktivitas sekolah, bermain, berinteraksi sesama murid dan dia mengetahui bagaimana harus bersikap, dengan anak-anak lain, dan dengan orang dewasa," terang Mendikbud.