Kisah Eli Korban First Travel, 'Saya Harus Bangun Pukul 3 Malam, Saya Tabung Sedikit demi Sedikit'
Usahanya untuk menabung selama ini, diawali berjualan di pagi hari. Setiap hari Eli harus bangun pukul 03.00 WIB.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Baca : Jubir Korban First Travel Ungkap Kekecewaannya pada Kajari Yudi Triadi: Kenapa Aset Sitaan Dilelang?
Dia juga tidak terima sebab usahanya untuk menabung karena ingin sekali menuaikan ibadah hingga saat ini belum terealisasi.
Mengaku menabung dengan berjualan nasi uduk sejak pukul 03.00 WIB, Eli nampak kecewa dengan putusan PN Depok.
"Sedangkan saya taruh uang di First Travel itu boleh ngumpulin. Jujur saja saya hanya seorang pedagang nasi uduk. Yang ingin sekali menuaikan ibadah,"
Rupanya, ada keinginan untuk pergi menuaikan ibadah ke Tanah Suci bersama sang ibunda.
"Saya mengumpulkan sedikit demi sedikit. Saya berharap bisa pergi sama ibu saya,"
Janji tinggal janji, First Travel tidak kunjung memberangkatkan Eli dan sang ibunda.
Baca : Juru Bicara Perkumpulan Korban First Travel Sebut Pihaknya Kini Perjuangkan Keadilan tanpa Pengacara
Hingga Maret 2017, Eli menuturkan jadwal keberangkatan ke Tanah Suci terus menerus diundur.
"Tapi janji First Travel tidak menepati. Yang akan memberangkatkan saya di tahun 2017 bulan Maret. Saya diundur - undur,"
Pihak First Travel lantas menawarkan untuk berangkat di bulan Ramadhan.
Untuk berangkat di bulan Ramadhan, Eli harus menambah uang sekira Rp 2.5 Juta untuk satu orang.
Sementara, niat Eli adalah dapat berangkat bersama sang ibunda.
"Sampai ditawarkan satu, tambahan Rp 2,5 juta. Katanya itu tambahan dibulan Ramadhan,"