CT Bukan Pendukung Jokowi di Pilpres, Kenapa Anaknya Jadi Staf Khusus? Ini Kata Pengamat
Nama Putri Indahsari Tanjung muncul sebagai salah satu staf khusus yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Putri Indahsari Tanjung muncul sebagai salah satu staf khusus yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penunjukkan Putri, yang merupakan anak pertama pengusaha sukses Indonesia Chairul Tanjung, membuat orang bertanya-tanya.
Apakah penunjukan tersebut adalah bagian dari bagi-bagi kursi Jokowi?
Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai tak masalah bila memang penunjukkan Putri adalah bagian dari bagi-bagi kursi Jokowi.
Hendri melihat Jokowi pun sangat diperbolehkan memberikan apresiasi kepada para pendukungnya yang telah membuat dirinya terpilih kembali sebagai presiden.
"Ya pastinya ada pertimbangan-pertimbangan ke sana (bagi-bagi kursi), supaya yang berkontribusi pada pak Jokowi itu mendapatkan tempat yang layak saat ini. Mereka kan sudah berjuang berdarah-darah untuk Jokowi. Boleh lah pak Jokowi memberikan apresiasi kepada mereka," ujar Hendri ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (22/11/2019).
Baca: Sosok Kekasih Putri Tanjung Staf Khusus Jokowi, Bukan Orang Sembarangan, Punya Hobi Sama dengan CT
Baca: Profil dan Prestasi Empat Laki-laki Staff Khusus Presiden Jokowi, Ada yang Miliki 8 Gelar Kehormatan
Namun, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan penunjukkan Putri bukanlah bagian dari bagi-bagi kursi.
Ujang menilai Putri ditunjuk Jokowi sebagai staf khusus diduga karena dilihat sebagai anak muda berprestasi.
Chairul Tanjung sendiri disebut Ujang bukanlah bagian dari pendukung Jokowi.
"Putri Tanjung masuk jadi staf khusus mungkin karena dia juga bagian dari anak muda berprestasi. Apakah bagi-bagi jabatan? Terkait itu, menurut saya bukan bagi-bagi jabatan. Karena kita tahu CT bukanlah bagian dari pendukung Jokowi. Trans Corpnya ketika Pilpres juga netral dan main di tengah," kata Ujang, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (22/11/2019).
Menurutnya, bagi-bagi jabatan itu terjadi bila ada anak para pendukung Jokowi di Pilpres 2019 lalu yang ditunjuk. Di sisi lain, Ujang penunjukkan kaum milenial harus diapresiasi dan dijadikan apresiasi bagi milenial lainnya.
"Bagi-bagi jabatan itu jika yang jadi adalah anaknya para pendukung Jokowi di Pilpres. Hal yang positif jika staf khusus presiden diisi oleh kaum millenial. Karena mereka anak-anak muda hebat. Yang bisa menjadi inspirasi bagi anak muda Indonesia lainnya," imbuh Ujang.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini memiliki 14 staf khusus, yang bertugas memberikan masukan dan menyampaikan informasi ke masyarakat terkait program pemerintah.
"Tugas khususnya nanti adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. Di sini anak-anak muda semuanya," papar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Menurutnya, staf khusus presiden tidak perlu setiap hari bekerja di istana karena masing-masing sudah memiliki kegiatan.
"Tapi minimal seminggu atau dua minggu pasti ketemu, bahwa masukan setiap jam, setiap menit kan bisa saja," ujarnya.
Adapun staf khusus presiden yang dikenalkan Presiden Jokowi, di antaranya :
1. Angkie Yudistia (32) merupakan pendiri Thisable Enterprise.
2. Aminuddin Ma’ruf (33), mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Periode 2014-2017.
3. Adamas Belva Syah Devara (29) merupakan pendiri Ruang Guru.
4. Ayu Kartika Dewi (36), sebagai perumus Pergerakan Sabang Merauke.
5. Putri Indahsari Tanjung (23), CEO dan Founder Creativepreneur.
6. Andi Taufan Garuda Putra (32), CEO Amarta.
7. Gracia Billy Mambrasar (31), pemuda asal Papua yang mendapatkan beasiwa di Universitas Oxford.
Selain itu, ada tujuh tambahan Staf Khusus Presiden, yaitu:
1. Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, akademisi
2. Sukardi Rinakit, intelektual
3. Arif Budimanta, ekonom Megawati Institute
4. Diaz Hendropriyono, Ketua Umum PKPI.
5. Dini Shanti Purwono, Kader PSI, ahli hukum lulusan Harvard
6. Fadjroel Rachman Staf Khusus bidang Komunikasi
7. Anggit Nugroho Asisten Pribadi Presiden Jokowi.