Pengamat: Munas Golkar Harus Beri Ruang Kemunculan 'Rising Star'
"Golkar harus memberi "space" untuk munculnya "rising star" baru di Munas mendatang," ujar O Nusakom Pratama Political Consultant ini.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar tidak pernah kehabisan stok pemimpin. Jika ditarik mundur dari lahirnya Golkar hingga era sekarang, begitu banyak tokoh nasional dilahirkan politisi-politisi andal Golkar.
Demikian dikemukakan Pengamat Komunikasi Politik UI, Ari Junaedi di Jakarta ditanya mengenai Munas Partai Golkar yang akan digelar pada 3 hingga 6 Desember 2019 di Jakarta.
"Setiap fragmen kekuasaan negeri ini, pasti diwarnai dengan hadirnya kader Golkar di tampuk kekuasaan mengingat Golkar alergi menjadi pihak yang berseberangan dengan rezim yang berkuasa," ujar Ari Junaedi, Jumat (22/11/2019).
Oleh karenanya, Ari Junaedi mengatakan menjelang Munas awal Desember mendatang maka sangat mubazir jika isu soal kepemimpinan Golkar ke depan hanya berkutat pada orang yang itu-itu saja.
Baca: Ray Rangkuti Nilai Pemilihan Ketua Umum Golkar Akan Pengaruhi Kuatnya Wacana Amandemen UUD 1945
Baca: Fahmi Idris Beberkan Sejumlah Faktor Penghambat Kaderisasi Golkar
Padahal, kata dia, masih banyak “starting XI” di jajaran Golkar.
"Golkar harus memberi "space" untuk munculnya "rising star" baru di Munas mendatang," ujar CEO Nusakom Pratama Political Consultant ini.
Menurutnya, kepemimpinan Golkar ke depan haruslah orang yang bisa memulihkan elektoral partai, setelah untuk pertama kali dalam sejarah Golkar terlempar menjadi partai “nomor 3”.
"Bukan lagi partai dengan tradisi “juara” atau “runner up” dalam setiap pemilu," katanya.
Siapapun yang akan menjadi pucuk pimpinan tertinggi di Golkar hendaknya didukung kader yang lain, kata Ari Junaedi, bukan malah teralienasi dari jajaran pengurus Golkar.
"Saya khawatir kader yang bukan pendukung Bamsoet akan dikucilkan andai Airlangga kalah di Munas nanti, demikian pula sebaliknya," katanya.
Jadi, lanjut Ari Junaedi, siapapun ketum yang menang di Munas harus merangkul yang lain.
"Bukan main dengkul. Lahirnya Gerindra, Hanura serta Nasdem, PKPI dari rahim Golkar harusnya menjadi ‘warning’ bagi Golkar untuk bersatu,' kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.