Pengamat Politik Adi Prayitno Sebut Pemilihan Ketua Umum Secara Aklamasi Bukan Kultur Golkar
Pengamat Politik Adi Prayitno mengatakan pemilihan Ketua Umum secara aklamasi bukanlah kultur dalam partai Golkar.
Editor: Adi Suhendi
Dalam deklarasi tersebut, Bamsoet yang mengenakan batik motif kuning lengan panjang turut didampingi sejumlah tim suksesnya.
Di antaranya yakni Ahmad Noor Supit, Robert Kardinal, Nusron Wahid, dan lainnya.
Bamsoet mengatakan bahwa dirinya maju dalam pencalonan Ketua Umum Golkar karena mendapat desakan dari kader Golkar.
Baca: Ray Rangkuti Nilai Pemilihan Ketua Umum Golkar Akan Pengaruhi Kuatnya Wacana Amandemen UUD 1945
Menurut Bamsoet para kader mendesak adanya perubahan di tubuh partai.
"Beberapa bulan ini saya banyak menerima dan mendengar ratusan aspirasi dari kader partai di daerah-daerah, mereka menginginkan adanya perubahan dalam partai Golkar. Mereka mendesak untuk dilakukannya transformasi dan penyelamatan di tubuh partai Golkar," katanya.
Saat ini menurut Bamsoet partai Golkar dihadapkan pada sejumlah masalah.
Baca: 2 PNS Pembobol Bank DKI Masih Terima Gaji
Salah satunya menurunnya jumlah suara partai yang berdampak pada penurunan jumlah kursi di DPR.
Ia mengatakan partai Golkar mengalami penurunan perolehan kursi yang signifikan dalam empat periode Pemilu terakhir.
"Partai Golkar terhitung lebih dari 43 kursi dari semula 128 kursi pada 2004 menjadi hanya 85 kursi pada Pileg 2019. Ironisnya penambahan jumlah pemilih pada pemilu 2019 yang seharusnya berdampak positif bagi Golkar justru terjadi sebaliknya, Golkar kehilangan lebih dari satu juta suara," katanya.