Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Penolakan dari Serikat Pekerja Pertamina, Ahok: Dia Belum Kenal Saya

Ahok menuturkan para serikat pekerja yang melakukan penolakan belum mengetahui dirinya merupakan lulusan S3 dari Mako Brimob.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Ada Penolakan dari Serikat Pekerja Pertamina, Ahok: Dia Belum Kenal Saya
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tiba di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berkomentar terkait aksi para serikat pekerja yang masih menolak kehadiran dirinya di Pertamina.

Hal tersebut disampaikan Ahok dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Senin (25/11/2019).

Saat itu Ahok baru saja datang di kantor Kementerian BUMN, pukul 09.20 WIB untuk terima Surat Kerja (SK) Komisaris Utama Pertamina (Persero).

Ahok menanggapi sikap serikat pekerja Pertamina sembari bergurau.

Ahok diberikan tiga pilihan BUMN yang menyangkut kepentingan orang banya.
Ahok diberikan tiga pilihan BUMN yang menyangkut kepentingan orang banya. (Tangkap Layar kanal YouTube Kompas TV)

Ahok menuturkan para serikat pekerja belum mengenal dirinya saja.

Pria yang ingin disapa BTP ini juga bergurau jika dirinya merupakan lulusan S3 dari Mako Brimob.

"Ya dia belum kenal saya kan. Dia kan tidak tahu saya sudah lulusan S3 Mako Brimob," ucap Ahok dengan tertawa.

BERITA REKOMENDASI

Menurut penjelasan Ahok, ia diminta datang untuk menerima Surat Keputusan (SK) atas dirinya menjadi Komisaris Utama Pertamina.

Ahok mengatakan tidak ada persiapan khusus ketika akan menjadi seorang petinggi BUMN yang berada di sektor strategis.

Hingga saat ini, belum diketahui apa agenda Ahok selanjutnya.

"Saya diminta datang untuk terima SK. Jadi selanjutnya saya tidak tahu kan belum ketemu (Erick Thohir)," jelas Ahok.

Nantinya, Ahok akan melakukan pengawasan secara internal Pertamina


Sehingga akan berbeda ketika Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Ahok menjelaskan menjadi Komisaris Utama di Pertamina akan membantu dan mengawasi kerja Direktur Utama dan tim.

"Saya hanya mengawasi internal. Jadi ini beda kaya gubernur dulu. Saya hanya duduk, bantu, dan ngawasin," terang Ahok.

"Jadi masyarakat bisa melihat perkembangannya bagaimana, hasil kerja kita nanti bisa nilai sendiri di lapangan seperti apa ada kerja sama tim," tambahnya.

Ahok juga mengharapkan doa dan dukungan dari masyarakat.

Ahok tiba di kantor Kementerian BUMN, Senin (25/11/2019).
Ahok tiba di kantor Kementerian BUMN, Senin (25/11/2019). (Tangkap Layar Kompas TV)

Selain itu, Ahok juga meminta bantuan masyarakat untuk memberikan informasi kepadanya.

Hal tersebut dapat membantu Ahok untuk melakukan pengawasan secara maksimal.

"Saya harap tentu dukungan doa dari masyarakat ya, terus juga dukungan informasi dari masyarakat,"

"Karena kan fungsi saya pengawasan, semakin banyak masyarakat melaporkan kepada kami. Itu akan menolong kami melakukan pengawasan yang lebih baik. Karena tidak mungkin kita bisa mengawasi tanpa informasi."

"Ya istilahnya kaya dulu di Jakarta, kita ada clue lah. Kita bisa awasi, nah tujuan saya adalah membantu ibu Nicke dan teman-temannya berhasil jadi dirut Pertamina dalam sejarah kita gitu."

Ditanya mengenai keanggotaannya di PDI Perjuangan, Ahok enggan menjawab.

Ahok hanya mengatakan pastinya akan mengikuti peraturan yang ada.

Sebelumnya, sejumlah serikat pekerja Pertamina di berbagai daerah melakukan penolakan atas ditunjuknya Ahok menjadi pimpinan Pertamina.

Satu di antaranya adalah serikat pekerja Pertamina Plaju Palembang.

Ketua Umum Serikat Pekerja Pertamina RU III Plaju Palembang, Muhammad Yunus mengatakan Ahok tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi petinggi BUMN.

Muhammad Yunus menilai, Ahok sudah cacat pada persyaratan materiil.

Ahok juga dinilai tidak memiliki pengalaman dalam sektor minyak dan gas.

"BTP(Ahok) secara persyaratan adalah cacat daripada segi materiil," jelas Muhammad Yunus.

"Di mana di dalam keputusan SK tersebut integritas, pengalaman, dan juga di situ diberlakukan adalah persyaratan untuk menjadi pekerja di BUMN," tambahnya.

Muhammad Yunus menegaskan pemerintah dapat mencari sosok lain yang dapat menjabat posisi pimpinan Pertamina selain Ahok.

(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas