Dugaan Penistaan Agama oleh Sukmawati, Yusuf Mansur: Siapa yang Bisa Mentolerir
Yusuf Mansur mengungkapkan persoalan yang dihadapi Sukmawati yang diduga melakukan penistaan agama dalam menyikapi perlu hati-hati.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
"Itu yang diedit adalah kata-kata saya, kalimat saya yang kemudian dieditnya menjadi mana lebih bagus Al- Quran dengan Pancasila, padahal itu bukan ucapan saya yang demikian itu sebelumnya ada," pungkas Sukmawati.
Menurutnya, hal seperti itu mengecohkan semua masyarakat Indonesia seolah-olah benar yang Sukmawati ucapkan.
Sukmawati memberikan penjelasan dalam pidatonya pada acara diskusi terkait nasionalisme dan tangkal radikalisme yang memeringati Hari Pahlawan Nasional tersebut mengutip dari perekrut calon-calon radikalis dan teroris.
Baca Juga: Ucapan Sukmawati Dinilai Bukan Penistaan Agama, tapi Bagian dari Kebebasan Menyampaikan Pendapat
"Saya bercerita bahwa saya mendapatkan info, kalau cara untuk merekrut radikalis atau teroris itu salah satu pertanyaannya demikian mana lebih bagus Al-Quran sama Pancasila," ujarnya.
Sukmawati kembali menegaskan, dirinya bukanlah yang mengarang dari pertanyaan tersebut.
Seperti judulnya pada acara hari Pahlawan yakni bangkitkan nasionalisme, menangkal radikalisme, dan memberantas terorisme, ia mengungkapkan sebagai narasumber harus memberikan materi yang sesuai.
"Jadi saya cerita sejarah, nasionalisme Indonesia kan memang mulai bangkit mulai ada awal abad 20, itu sudah menjadi tren gitu ya nasionalisme, karena sebelum abad itu belum ada ideologi nasionalisme," jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya ahli dalam menceritakan sejarah Indonesia.
Baca Juga: Guntur Romli Nilai Pernyataan Sukmawati Bandingkan Nabi dan Soekarno Cacat Logika
Sukmawati kembali dilaporkan polisi atas dugaan penistaan agama karena dianggap membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama Ir Soekarno lalu Al-Quran dengan Pancasila.
Pihak pelapor menyatakan bahwa pernyataan Sukmawati bukan lagi khilaf karena pernyataan ini adalah peryataan kedua yang menyinggung umat Islam.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)