Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bendungan Raknamo Diharapkan Mendukung Ketahanan Air dan Pangan

Tujuan dibangunnya bendungan di Nusa Tenggara Timur adalah dalam rangka ketahanan air untuk mendukung ketahanan pangan.

Editor: Content Writer
zoom-in Bendungan Raknamo Diharapkan Mendukung Ketahanan Air dan Pangan
dok. Kementerian PUPR

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dr. Ir. Hari Suprayogi, M.Eng dalam kunjungannya ke NTT untuk menghadiri acara Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) XXXVI Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) menyempatkan diri untuk meninjau proses pembangunan bendungan Manikin yang terletak di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.

Hari menjelaskan bahwa tujuan dibangunnya bendungan di Nusa Tenggara Timur adalah dalam rangka ketahanan air untuk mendukung ketahanan pangan.

Hal tersebut tentunya terlihat dari 65 bendungan yang dibangun di masa pemerintahan Jokowi-JK,  terdapat 7 bendungannya di NTT. Daerah timur khususnya Nusa Tenggara Timur merupakan daerah semi arid atau kering sehingga membutuhkan banyak tampungan-tampungan air.

Hal itu juga berkaitan dengan curah hujan yang rendah di NTT, dimana hanya sekitar 1200 mm hujan per tahun atau hanya 3-4 bulan saja musim penghujannya. Tampungan-tampungan air yang ada harus cukup besar untuk menampung air pada musim hujan sehingga bisa digunakan ketika musim hujan selesai.

“Sebelum musim hujan datang seperti ini bendungan bisa menampung kurang lebih dua 25 juta meter kubik air. Saya kira sangat efisien dan efektif sekali untuk air baku,” tandasnya.

Selain bendungan Raknamo yang telah selesai dikerjakan, tiga bendungan sedang dalam proses pembangunan, dan tiga lainnya masih dalam tahap rencana. Tiga bendungan on going tersebut adalah bendungan Manikin, bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan bendungan Napunggete di Kabupaten Sikka.

Sedangkan bendungan yang sedang dalam proses perencanaan adalah bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo dan bendungan Welikis di Kabupaten Belu. Bendungan Manikin sendiri diperkirakan cukup siginifikan untuk irigasi dan air baku bagi Kota Kupang karena ada potensi sebesar 700 liter per detik.

Berita Rekomendasi

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan bendungan, lanjut Hari, adalah masalah sosial pembebasan lahan dan teknologi yang digunakan.

“Saya kira makin efisien teknologinya, tentunya makin murah harga dari bendungan itu.”

Berkaitan dengan permasalahan pembebasan lahan, Fery Moun Hepy selaku Kepala Satuan Kerja Pembangunan Bendungan BWS NT II mengungkapkan bahwa hal tersebut sudah ditanggulangi oleh PPK Bendungan 2, Rofinus Mbani dengan melakukan beberapa pendekatan. Pendekatan yang dilakukan ialah pendekatan agama dan pendekatan adat.

“Kami melakukan koordinasi antar instansi dengan pemerintah daerah, kami sampaikan kendala kami kepada bapak bupati, dan meminta bantuan beliau. Sementara itu, pendekatan adat atau agama yang dilakukan adalah dari teman-teman penyedia jasa membantu menyelesaikan rumah ibadah dan itu sangat diterima oleh masyarakat sehingga kami pun diizinkan untuk melaksanakan kegiatan ini tanpa hambatan yang berarti.”

Untuk bendungan Raknamo yang belum optimal dimanfaatkan, Hari menjelaskan bahwa pembangunan bendungan sedang ditindaklanjuti agar outcomenya terealisasi. Dalam hal irigasi, yang dilakukan lebih lanjut adalah pembangunan jaringan irigasi. Demikian pula dengan pembangunan jaringan air baku.

“Di Raknamo, intake sudah jadi. Dari intake ke IPA, itu juga transmisinya sudah jadi. Sekarang IPA yang sedang dilaksanakan. IPA ini jaraknya tidak sampai satu kilo meter, tapi dari IPA ke kabupaten jaraknya bervariasi, kira-kira 5 kilo meter. Inilah yang sedang dikerjakan, jadi kita tunggu saja semoga segera terealisasi di awal tahun 2020.”

Bendungan Manikin mulai dikerjakan sesuai tanggal kontrak tanggal 28 Desember 2018 dengan target selesai di tahun 2022.

Tipe tanahnya ialah jenis bobonaro yakni tanah yang mudah retak ketika terkena panas. Solusi yang diambil untuk mengatasi tanah tersebut adalah melindungi tanah dengan menggunakan gemet. Secara geologi tanah sudah stabil, sehingga cukup melindungi permukaannya saja agar tidak tergerus.

Sistem kerja di Bendungan Manikin dibagi dalam 2 shift, yakni shift pagi dimulai dari pukul 08.00 pagi hingga 06.00 sore, dan shift malam dari pukul 07.00 hingga 12 malam.

Waktu pengerjaan adalah 7 hari nonstop. Para pekerja yang terlibat merupakan tenaga dari luar NTT, namun terdapat juga tenaga lokal. Tugas yang diberikan disesuaikan dengan kompetensi dari setiap pekerja.

“Berdasarkan himbauan bapak menteri, kami tetap melibatkan tenaga-tenaga lokal sesuai kompetensi mereka. Kita berharap dengan adanya kegiatan ini masyarakat lokal mendapat ilmu juga,” tambah Fery.

Progres pengerjaan Bendungan Manikin sendiri ada dua paket. Paket satu sudah mencapai 6% dan paket 2 sudah 4%. Namun, total secara keseluruhan progres pembangunan bendungan kurang lebih 5%.

“Karena nilai pagunya sama, nilai kontraknya sama. Terjadi selisih sedikit karena ada ketergantungan paket 2 terhadap paket 1 terhadap akses rutenya, Sehingga paket 2 sedikit menunggu ketika sudah terbuka baru berjalan.”

Di akhir kunjungannya, Hari kembali berharap agar masyarakat memperhatikan bendungan yang sangat tergantung dari hulunya. Apabila di hulunya berubah, yang dulunya hijau dipenuhi tanaman kemudian menjadi gersang, maka akan menimbulkan erosi dan sedimentasi bendungan sehingga umur bendungan akan menjadi pendek. Ia meminta masyarakat tidak menanam tanaman-tanaman cabut yang bisa mempercepat akselerasi erosi dan sedimentasi.

Selain itu, ia juga berpesan agar OP segera digalakkan sehingga bendungan bisa berumur panjang. “Lebih murah bendungan yang lama direhabilitasi daripada membangun bendungan baru yang nota bene masalah sosial atau tekniknya sangat mahal,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan juga oleh Fery. Ia berharap bendungan yang sudah ada dijaga oleh masyarakat karena bendungan menjadi aset seumur hidup masyarakat. 

Keterangan Foto oleh Fransiska Mariana

1 2 4 Dirjen SDA Kementerian PUPR mengunjungi lokasi pembangunan bendungan Manikin, Kabupaten Kupang, Sabtu (23/11/2019)

3. Kasatker Pembangunan Bendungan BWS NT II, Fery Moun Hepy dan PPK Bendungan 2, Rofinus Mbani

5 6 7 8 Suasana pengerjaan bendungan Manikin

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas