Soal Perpanjangan Izin FPI, M Qodari Sebut Tito Karnavian & Fachrul Razi Melihat Obyek yang Berbeda
Rencana Perpanjangan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Front Pembela Islam (FPI) menuai kontroversi dari banyak pihak.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung memberikan tanggapan berbeda
Rocky Gerung menilai tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari organisasi FPI.
Menurutnya, konsep khilafah itu bersifat debatable sampai saat ini.
"Ada orang yang memahami khilafah itu seolah-olah konsep yang final dan imperatif, padahal konsep khilafah sampai sekarang itu debatable," ujar Rocky Gerung.
"Jadi ngapain nakutin sesuatu yang debatable," tambahnya.
Rocky Gerung juga menyinggung pemahaman Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian soal khilafah.
"Jadi Pak Tito nggak ngerti juga bahwa khilafah itu on going ideas, yang pernah ada muncul bolak-balik, kan nggak final kan," terang Rocky.
Rosi lalu menyinggung poin yang sedang dibahas bukan hanya sekedar imajinasi.
Melainkan sebuah pemikiran yang lambat laun bisa jadi satu kekuatan yang nyata.
Lalu Rosi mempertanyakan kenapa pemikiran tersebut tidak membuat Rocky Gerung merasa khawatir.
Rocky justru membenarkan pernyataan Rosi soal kata 'lambat laun'.
"Itu, kata kuncinya betul, lambat laun akan sangat lambat, dan sangat laun," jelas Rocky.
Rocky Gerung menganggap negara salah dalam berpikir soal demokrasi.
"Kesalahan negara berpikirnya begini, dalam demokrasi semua boleh kecuali yang dilarang, sekarang negara balik semua dilarang kecuali saya izinkan itu negara otoriter yang begituan itu," jelas Rocky.