Foreder Gelar Diskusi Publik 'Penanganan Gurita Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme'
Selanjutnya juga hadir Deputi tenaga ahli KSP Rawanda W. Tutorang (Binyo) dan HN Zandy Ketua BMI (Banteng Muda Indonesia).
Editor: Hasanudin Aco
Menurutnya radikalisme adalah ancaman nyata yang meronrong 4 Pilar NKRI. Jika dibiarkan maka, tidak mungkin Indonesia akan terpecah-pecah seperti negara Balkan/Yugoslavia, Syuriah, Yaman dan negara lainnya.
"Paham ideologi bangsa Indonesia tidak ada lagi, kecuali Pancasila dan UUD 1945. Pertahanannya NKRI Harga Mati dan Bhineka Tunggal Ika perlu dijaga dan dipertahankan," ujar HN Zandy.
Dalam kesempatan yang sama Faisal Assegaf Aktivis 98 ini menyampaikan pujian. Katanya, hanya ada beberapa relawan Jokowi yang memiliki tradisi diskusi yaitu ada di Foreder. Menurutnya banyak organisasi yang mengundang tapi saya tolak.
Menurutnya banyak kelompok relawan yang kontruksi berfikirnya sekedar royalitas dalam kekuasaan, tapi kali ini Faisal Assegaf khusus buat Haidar Alwi dan kawan-kawan untuk hadir dalam seminar ini.
Menaggapi isu radikalisme Faisal Assegaf berpesan kepada presiden, rakyat dan semua elemen masyarakat harus memerangi hawa nafsu. Baik itu isu intoleran dan radikalisme, semua itu hanyalah hawa nafsu yang ada di dalam diri manusia.
"Semua umat beragama, semua suku, etnis dan semua golongan. Jadi semua pemintaan saya kepada pak Jokowi dan para penyelenggara untuk bangkit bersatu memerangi hawa nafsu. Selai itu perlu memastikan kita sebagai anak bangsa untuk solid dan kompak menjaga kebinekaan," katanya.
Fasial Assegaf menambahkan, semoga kedepan semangat kesadaran semangat persaudaraan dan kebinekaan harus terus dipupuk dan dijaga. Kita juga berharap kepada kawan-kawan foreder konsisten dalam mendukung pemerintahan Jokowi terus mendorong perubahan kearah yang lebih baik, maju dan sejahtera.
Terakhir Deputi Tenaga Ahli KSP Rawanda W. Tutorang (Binyo) menyampaikan pesan bahwa, kita perlu ikut serta membuat agenda setting untuk bangsa ini. Katanya, sekarang adalah saat yang paling tepat karena sebetulnya 100 tahun Indonesia itu sudah di depan mata 26 tahun lagi dari sekarang.
"Hal itu akan terjadi jika kita desain dari sekarang, sebab anak-anak muda itu akan berada pada usia-usia yang matang 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045. Saat itulah mereka mengambil posisi-posisi penting dan strategis pada usia 40-50th, berdialog kepada mereka membicarakan visi dan misi kedepan maka Indonesia maju itu akan terwujud,” ucap Binyo.
Selanjutnya menurut Binyo, generasi muda yang paling berhasil dalam sejarah republik ini dan sampai saat ini adalah generasi 1908 dan 1928. Sebab mereka itu sebelum jamannya sudah membicarakan Indonesia merdeka, padahal mereka tidak punya referensi, tidak punya pengalaman tentang kemerdekaan itu seperti apa.
"Karena wacana dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dapat membuat marah orang, dapat membuat orang positif menjadi mudah. Sebarkan konten-konten positif di timeline seperti facebook di linimasa kita, sebab kalau disebar berita-berita positif, maka orang yang membacanya juga akan berperilaku positif," tukasnya. (red)