Rizieq Singgung Sukmawati dan Hukuman Mati, Haikal Hassan: Itu Permintaan, Bukan Kita yang Eksekusi
Haikal Hassan meluruskan maksud dari Rizieq Shihab bahwa sang imam besar berbicara dalam konteks global dan merupakan sekadar permintaan.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab sempat menyinggung dugaan penistaan agama yang dilakukan putri Presiden ke-1 RI, Sukmawati Soekarnoputri.
Rizieq Shihab menyebut ada hukuman mati bagi penoda agama dalam konteks agama, namun ada pula hukuman berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Sementara itu, Ustaz Haikal Hassan meluruskan maksud dari Rizieq Shihab bahwa sang imam besar berbicara dalam konteks global dan merupakan sebuah permintaan.
Dilansir Tribunnews, hal tersebut diungkapkan Haikal Hassan dalam telewicara bersama Aiman Witjaksono unggahan kanal YouTube KOMPASTV, Senin (2/12/2019).
Haikal Hassan menjelaskan bahwa pihaknya tetap mengedepankan dialog, termasuk untuk membicarakan nasib orang-orang yang disebut menistakan agama.
"Kami sangat terdidik dan terbiasa dengan dialog," ujar Haikal Hassan.
Haikal Hassan mengklaim bahwa Rizieq Shihab juga sosok yang lebih mengedepankan diskusi sehingga ia tak ingin omongan sang imam besar disalahartikan.
"Ikutilah dengan detail apa yang Beliau sampaikan dari awal sampai dengan akhir, kita pasti akan mengedepankan dialog," terang Haikal Hassan.
Haikal Hassan menyebut Rizieq Shihab tidak bermaksud serta merta menginginkan Sukmawati dihukum mati atas dugaan penistaan agama yang dilakukan.
"Hukuman mati bagi penoda agama itu adalah bukan yang ditetapkan dan diharuskan dihukum kepada yang lagi disebut, Ibu Sukmawati," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Babe Haikal ini tidak ingin ada fitnah terjadi terkait dengan omongan Rizieq Shihab dalam teleconference pada Reuni Akbar 212, Senin (2/12/2019).
Haikal Hassan menyebut konteks hukuman mati itu adalah secara global, dan pihaknya hanya mengajukan permintaan, bukan yang menghukum mati.
"Buatlah itu secara global, berarti secara global memang demikian, itu kan kita permintaan, bukan kita yang melakukan eksekusi," jelasnya.
Haikal Hassan beranggapan jika hukuman untuk penista agama tidak jelas, maka dikhawatirkan akan terus terulang.