Direktur Riset Core Indonesia Prediksi Perekonomian Indonesia 2020 Tumbuh Dibawah 5 persen
Piter Abdullah memprediksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2020 dibawah 5 persen, Josua Pardede justru menilai sebaliknya
Penulis: Rica Agustina
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah memprediksikan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2020 nanti dibawah 5 persen.
Menurut Piter, pertumbuhan dibawah 5 persen terjadi karena melemahnya daya beli masyarakat.
Hal itu terjadi akibat dari kenaikan iuran BPJS Kesehatan, kenaikan cukai rokok, dan rencana pengurangan subsidi.
"Kalau ini (kenaikan BPJS dsb) berlanjut bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi kita akan tertahan di kisaran 5 persen atau bahkan dibawah 5 pesen," ucap Piter Abdullah dilansir dari kanal YouTube metrotvnews, Selasa (3/12/2019).
Ia pun menyayangkan kebijakan pemerintah yang tidak menyadari peran konsumsi produk-produk rumah tangga tersebut.
![Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/piter-abdullah-redjalam_20181008_185050.jpg)
Piter menyebutkan, apabila pemerintah ingin menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah perlu meninjau kembali kebijakan-kebijakannya terkait bidang ekonomi.
"Kalau ingin mendorong pertumbuhan ekonomi ke batas atas, di kisaran 5,1, saya kira pemerintah perlu meninjau kembali kebijakan-kebijakan yang menahan konsumsi rumah tangga," papar Piter Abullahh.
Berbeda dengan Pitter Abdullah, Vice President Bank Permata, Josua Pardede menilai, secara keseluruhan ekonomi Indonesia pada 2020 dapat tumbuh di atas 5 persen.
Menurutnya, pada 2020 mendatang daya beli masyarakat masih tinggi.
Selain itu keberadaan Omnibus Law mampu menarik banyak investor asing.
Dorongan positif terhadap kebijakan-kebijakan countercyclical juga dapat meningkatkan tingkat investasi di Indonesia.
![Dari kiri ke kanan Head of Marketing Rumah.com Ike N. Hamdan, VP Economist PermataBank Josua Pardede, Country Manager Rumah.com Wasudewan.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/peluncuran-rumahcom-property-index_20170329_235551.jpg)
Josua Pardede menyebutkan, ditengah ekonomi global, kebijakan counter cyclical diperlukan agar Indonesia lebih ramah dengan investor.
"Perlu ada dorongan yang cukup positif untuk kebijakan counter cyclical supaya investasi bisa meningkat lagi di tahun depan," tutur Josua Pardede masih dilansir dari sumber yang sama.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan tumbuh sebesar 5,06 persen.
Ketidakpastian ekonomi global memang masih membayangi perekonomian Indonesia tahun depan.
Namun, sinergi yang harmonis antara sektor fiskal dan moneter akan membuat ekonomi Indonesia mampu bertahan dari tekanan ekonomi global.
Pembenahan regulasi dan investasi pun masih dilakukan.
Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur yang dihubungkan dengan sektor ekonomi juga akan dihubungkan dengan sektor pariwisata agar roda perekonomian nasional dapat bergerak.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.