Bersih-Bersih BUMN, Arya Sinulingga Ungkap Komisaris Menjadi Ujung Tombak Sebuah Perusahaan
Arya Sinulingga menjelaskan dalam melakukan pembenahan dalam tubuh perusahaan BUMN memanfaatkan para jajaran komisaris.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan dalam melakukan pembenahan dalam tubuh perusahaan BUMN memanfaatkan para jajaran komisaris.
Hal tersebut disampaikan melalui telewicara dalam acara Sapa Indonesia Pagi yang videonya diunggah di kanal YouTube 'Kompas TV', Senin (9/12/2019).
Pihak kementerian melihat kinerja jajaran komisaris suatu perusahaan BUMN sebagai ujung tombak dalam melakukan pembenahan.
Arya menjelaskan akan melihat kemampuan manajerial suatu perusahaan dari bagaimana saat menjalankan proyek strategis.
Tidak hanya itu, Arya mengungkapkan akan melihat angka keuangan perusahaan tersebut.
"Gini, makannya kami sangat memanfaatkan yang namanya komisaris," terang Arya.
"Komisaris menjadi ujung tombak kami untuk melihat kinerja masing-masing perusahaan."
"Dari mereka menangani proyek-proyek strategis itu bisa ketauan, apakah mempunyai kemampuan manajerial yang baik atau tidak," imbuhnya.
"Kemudian dari angka-angka financenya," ujar dia.
Arya juga mengatakan saat ini dalam rangka melakukan pembenahan perusahaan BUMN, pihak kementerian mempekerjakan seorang konsultan.
Konsultan tersebut akan membantu Kementerian BUMN dalam mengevaluasi perusahaan.
Sehingga dapat menunjang Kementerian BUMN untuk mendapatkan data lain yang diperlukan.
"Sekarang kita menghire konsultan dunia yang memang untuk membantu kami melihat evaluasi BUMN, jadi itu mensupport kami untuk mendapatkan data yang lain," jelas Arya.
Arya menjelaskan pihak Kementerian BUMN dalam melakukan evaluasi dilihat dari dua poin, yakni kinerja dan pemimpin perusahaan.
Apabila dalam melakukan evaluasi ditemukan kinerja dan manajemen perusahaan tersebut baik, maka tidak perlu adanya perombakan.
Namun apabila dalam evaluasi pihak Kementerian BUMN menemukan kinerja dan manajemen yang tidak baik maka akan diganti.
"Kita evaluasi semua BUMN kita, setelah evaluasi nanti dilihat mana BUMN yang memang baik kinerjanya, baik manajemennya itu tidak perlu diganti," tutur Arya.
"Tapi kalau yang tidak baik manajemennya, tidak baik kinerjanya itu memang akan diganti," imbuhnya.
Arya mengungkapkan cara menilai sebuah perusahaan adalah dengan melihat pemimpinnya.
Apabila suatu perusahaan memiliki pimpinan yang memiliki kemampuan manajerial yang baik serta memiliki akhlak, maka perusahaanya juga akan mengikuti.
Sehingga Arya menegaskan pihak Kementerian BUMN dalam melakukan evaluasi suatu perusahaan BUMN dilihat dari pimpinannya.
"Kita percaya kalau yang namanya perusahaan itu intinya dipucuk pimpinannya," ucap Arya.
"Kalau dipucuk baik dan benar, baik secara kemampuan manajerial dan akhlaknya juga kata Pak Erick Thohir, itu pasti baik juga perusahaannya."
"Makannya kunci kami adalah mengevaluasi memang termasuk pimpinannya," tambahnya.
Arya juga menuturkan rata-rata kemampuan manajerial atau kinerja direksi untuk beradaptasi hanya membutuhkan waktu satu bulan.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)