Dinamika Perekonomian Global Harus Disikapi dengan Semangat Keterbukaan
Indonesia harus bersiap untuk beradaptasi dengan cepat termasuk menunjukkan sikap keterbukaan terhadap berbagai inovasi
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perang dagang global memicu ketidakpastian yang menjadi tantangan bagi perekonomian Asia pada 2020 mendatang.
Indonesia harus bersiap untuk beradaptasi dengan cepat termasuk menunjukkan sikap keterbukaan terhadap berbagai inovasi yang akan hadir di masa mendatang.
“Dinamika perekonomian global harus disikapi dengan semangat keterbukaan guna menjawab semua tantangan dan mengubahnya menjadi peluang," kata pengamat ekonomi Prof Mari Elka Pangestu saat menjadi keynote speaker pada acara wisuda Prasetiya Mulya 2019 di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Dikatakannya, semangat keterbukaan akan menjadi langkah awal yang penting guna membangun terciptanya kerja sama dengan pihak yang lebih luas, baik regional maupun global.
"Beragam peluang baru pun akan tercipta melalui kerja sama tersebut, mulai dari mendorong pertumbuhan ekonomi, hingga memperkuat kepercayaan dunia Internasional,” jelas Prof. Mari Elka.
Baca: Universitas Prasetiya Mulya Luncurkan Program Doktor Manajemen dan Kewirausahaan
Hadirnya teknologi dalam berbagai lini kehidupan manusia telah berkembang menjadi suatu sistem yang mampu mempengaruhi tatanan kehidupan dan cara kerja manusia di masa depan.
Sebut saja diantaranya yaitu pengadopsian artificial intelligence dan robotika dalam kehidupan sehari-hari, serta penerapan teknologi Virtual Reality/Augmented Reality yang pemanfaatannya diprediksi akan terus meningkat.
"Dalam hal ini, manusia sebagai subjek sekaligus objek dari perkembangan teknologi dituntut untuk mampu beradaptasi dengan cepat mengikuti perkembangannya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Djisman Simandjuntak selaku Rektor Universitas Prasetiya Mulya menjelaskan penyesuaian tersebut tentunya harus diikuti dengan semangat keterbukaan dalam menerima perubahan, sehingga mampu menjadikannya sebagai peluang untuk terus mengembangkan diri.
Baca: Gantikan Adiknya yang Tewas Kecelakaan Saat Berangkat Wisuda, Ekspesi Sang Kakak Memilukan
“Setiap langkah kemajuan peradaban manusia hingga hari ini merupakan nilai yang bersumber dari semangat keterbukaan sejak era purba," kata Djisman.
Oleh karena itu, komunikasi tanpa batas yang hadir sebagai produk dari kemajuan teknologi hari ini harus mampu disambut dengan baik, berlandaskan pada nilai semangat keterbukaan untuk menerima atau bahkan membuat perubahan.
"Bukannya menjadi tertutup atau eksklusif ataupun primordial seperti kecenderungan yang menggejala belakangan ini,” kata Djisman.
Prof. Dr. Djisman menambahkan, Wisuda Prasetiya Mulya tahun ini melepas 851 lulusan terbaiknya, yang terdiri dari 690 wisudawan tingkat Sarjana angkatan 2015 (59 S1 Accounting, 407 S1 Business Management, 28 S1 Event, 63 S1 Finance & Banking, 133 S1 Branding) dan 161 wisudawan tingkat Magister Manajemen angkatan 2017 (Kelas MMSM 51, MMSM 52, MMBM 25, MMBM 36, MMR 57 dan MMR 58).
Baca: Mahasiswa UIN Jakarta Tewas Kecelakaan saat Akan Wisuda,Nurul Faqih Beri Pesan Terakhir pada Sahabat
Sejumlah 131 wisudawan S1 dan 10 Wisudawan S2 menerima predikat Cumlaude dan berbagai penghargaan seperti The Best Academic in Major dan Best Contribution.
Sejalan dengan motto Collaborative Learning by Enterprising, Prasetiya Mulya memposisikan mahasiswa dan para lulusannya sebagai pemacu kewirausahaan yang mampu membawa difusi pengetahuan baru kepada masyarakat, terutama di dunia bisnis.
Melalui tema Rediscovering Openness in The Age of Connected Intelligent Technologies Prasetiya Mulya ingin menanamkan semangat keterbukaan kepada lulusannya untuk bersama mendorong Indonesia menaklukan tantangan zaman.
"Tentunya dengan mengedepankan semangat keterbukaan melalui kolaborasi teknologi, ilmu pengetahuan serta kewirausahaan agar dapat terus bersaing dan menghadirkan inovasi di bidangnya,” ujar Djisman.