Forkoma PMKRI Siap Membumikan dan Laksanakan Dokumen Abu Dhabi
Penting bagi umat Katolik di manapun untuk membumikan dan melaksanakan dokumen Abu Dhabi demi terwujudnya dunia yang lebih damai
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (Forkoma PMKRI) Sulawesi Tenggara siap mensosialisasikan Dokumen Abu Dhabi.
Dokumen ini adalah deklarasi hasil pertemuan antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Dr Ahmed At-Tayyeb di Abu Dhabi Uni Emirat Arab pada 4 Februari 2019 lalu.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Forkoma PMKRI Hermawi F. Taslim saat melantik Pengurus Daerah Sulewesi Tenggara di Kendari, Senin (09/12/2019). Pelantikan itu ditandai dengan penyerahan Pataka Forkoma PMKRI kepada direktur LBH Kendari Anselmus Masiku.
“Adalah penting bagi umat Katolik di manapun untuk membumikan dan melaksanakan dokumen Abu Dhabi demi terwujudnya dunia yang lebih damai. Dokumen Abu Dhabi ini sangat penting untuk hubungan antar agama di tataran akar rumput. Rasanya Forkoma PMKRI di manapun siap melaksanakannya,” ujar Taslim dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Selasa (10/12/2019).
Baca: Intip Mewahnya Fasilitas Kabin Pesawat Kelas Utama Premium Terbaik di Dunia
Pada Juni 2019 di Vatikan, Hermawi Taslim bertemu dengan Markus Solo Kewuta SVD dari Dewan Kepausan Untuk Hubungan Antaragama.
Dalam pertemuan tersebut, sebagai Ketua Umum Forkoma PMKRI, Hermawi Taslim merencanakan pertemuan kelompok Alumni Cipayung di tiga negara yakni Indonesia, Mesir dan Italia terkait dengan mensosialisasikan Dokumen Abu Dhabi ini.
Konteks Dokumen Abu Dhabi ini, tegas Hermawi Taslim, sangat relevan dengan semangat Pro Ecclesia Et Patria (Untuk Gereja dan Tanah Air) dan diharapkan kehadiran forkoma harus menjadi berkat bagi masyarakat di daerah Sultra, memberikan masukan positif bagi semua pihak.
Secara khusus, Taslim menitipkan agar Forkoma dapat mengambil inisiatif untuk memotori dialog dengan para alumni Cipayung yang terdiri dari Kahmi, PA GMNI, IKA PMII dan PNPS GMKI.
Dokumen Abu Dhabi yang awalnya diterjemahkan dalam 7 (tujuh) bahasa berisi mengenai "persaudaraan insani" untuk mewujudkan perdamaian dunia melalui kehendak orang dapat dengan menerima perbedaan-perbedaan satu dengan yang lain dan sekaligus memandang sesama manusia sebagai saudara.
Persaudaraan insani adalah persaudaraan lintas agama, lintas budaya, bahasa dan suku bangsa. Jadi dalam persaudaraan insani tidak ada lagi mayoritas atau minoritas, karena semua sederajat.
Kepada para pengurus Forkoma PMKRI Sulawesi Tenggara, Hermawi Taslim meminta agar bekerja keras untuk membumikan dan sekaligus mensosialisasikan Dokumen Abu Dhabi tersebut.
Mengingat pentingnya dokumen ini, Paus Fransiskus secara khusus dalam Ad Limina para Uskup Indonesia di Vatikan, meminta kepada 36 Uskup Indonesia yang hadir untuk terlibat secara aktif melaksanakan Dokumen Abu Dhabi. Dan sebagai tindak lanjut, dalam sidang KWI pada November 2019 lalu, Sidang KWI membahas Dokumen Abu Dhabi ini.