Henry Yosodiningrat: Saya Kecewa Jokowi Dicaci Maki Rocky Gerung
Penolakan itu, kata Henry Yosodiningrat, setelah pihak kepolisian menanyakan soal surat kuasa yang dimiliki oleh Henry sebagai pelapor.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bareskrim Polri menolak pelaporan advokat Henry Yosodiningrat yang menuntut pengamat politik Rocky Gerung soal pernyataannya dalam sebuah acara diskusi soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap tidak mengerti Pancasila.
Penolakan itu, kata Henry Yosodiningrat, setelah pihak kepolisian menanyakan soal surat kuasa yang dimiliki oleh Henry sebagai pelapor.
"Saya menunggu 4,5 jam dengan rasa kecewa terhadap Polri karena tidak ada kepastian. Awalnya mereka menanyakan mana surat kuasa Joko Widodo selaku pribadi maupun presiden," kata Henry di gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2019).
Baca: Tak Setuju Rocky Gerung Dipolisikan karena Ucapan Presiden Tak Paham Pancasila, Fadli Zon: Buruk
Baca: Tiga Tokoh yang Dijagokan Rocky Gerung Bakal Maju Pilpres 2024, Ada Anies Baswedan hingga AHY
Menurut Henry, dia melaporkan kasus tersebut atas nama pribadi yang keberatan dengan pernyataan Rocky Gerung.
Sebaliknya, pelaporan itu tidak mewakili Jokowi sebagai presiden RI.
Ia mengklaim, masyarakat Lampung banyak yang kecewa dengan pernyataan Rocky yang dianggap menghina presiden Jokowi.
Apalagi, kata dia, eks Gubernur DKI Jakarta itu juga memenangkan perolehan suara sebesar 60 persen pada pilpres 2019 lalu.
"Saya putra daerah Lampung, saya mantan anggota DPR dari Lampung, Rakyat Lampung kecewa sedih pedih melihat Presidennya dicaci maki dikatakan tidak paham Pancasila, tidak mengerti Pancasila hanya hafal Pancasila," jelas Henry.
Lebih lanjut, Henry mengkhawatirkan, penolakan tersebut membuat Rocky akan menjadi bulan-bulanan masyarakat Lampung.
Sebaliknya, ia menuding Rocky Gerung akan semakin besar kepala melihat penolakan atas pelaporan ini.
Baca: Hukuman Mati Koruptor Bisa Diterapkan Asalkan Ada Kehendak Masyarakat
"Saya khawatir Rocky Gerung dibacok sama orang Lampung. Karena apa? Dia pasti akan besar kepala dengan peristiwa ini, dia pasti akan besar kepala. Dan dia akan mengulangi ini lagi akan menghina Presiden. Kemarin dia bilang presiden tidak paham Pancasila, tidak mengerti Pancasila hanya hafal Pancasila. besok mau ngomong apa lagi? Serahkan saja ke dia," tukasnya.
Sebagai informasi, pernyataan Rocky Gerung yang menyatakan presiden tidak mengerti Pancasila disampaikan saat hadir di acara ILC TV One bertajuk "Maju Mundur Izin FPI" yang tayang pada Selasa (3/12/2019) malam.
Menurut Rocky, seandainya Presiden Jokowi paham Pancasila, maka Jokowi tidak akan melanggar sila-sila yang tertulis dalam Pancasila.
Baca: Politikus Hanura: Rocky Gerung Telah Menodai Pendapat Ulama
Adapun ini penggalan pernyataan yang menjadi keberatan oleh Henry Yosodiningrat:
"...Presiden juga enggak ngerti Pancasila, kan? Dia hafal, tapi dia tidak paham. Kalau dia paham, dia tidak berutang. Kalau dia paham, dia gak naikin BPJS, kalau dia paham, dia enggak melanggar undang-undang lingkungan."
Jubir ingatkan hati-hati
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menegaskan Presiden Joko Widodo tidak anti kritik.
Kendati demikian, ia mengingatkan pengkritik Jokowi untuk hati-hati dan jangan sampai mengarah pada fitnah atau pencemaran nama baik.
"Hati-hati karena kritik secara akademis, secara logis, harus dibedakan dengan fitnah atau pencemaran. Jadi hati-hati," kata Fadjroel di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (6/12/2019) pekan lalu.
Hal ini disampaikan Fadjroel menanggapi pengamat politik Rocky Gerung yang menyebut Presiden Jokowi tak paham pancasila dalam sebuah acara di televisi.
Baca: Rocky Gerung Tanggapi Potensi Masuk Penjara karena Pernyataan Jokowi Tak Paham Pancasila
Baca: Sebut Prabowo Subianto Jadi Matahari di Kabinet, Rocky Gerung: Presiden Jokowi Jadi Gelap
Kendati demikian, Fadjroel enggan menyimpulkan apakah yang disampaikan Rocky tersebut merupakan kritik atau fitnah.
"Saya senyum saja deh kalau Rocky Gerung ya, ha-ha-ha karena sahabat saya dulu," kata Fadjroel sambil tertawa.
"Hati-hati saja. Tetap melakukan kritik, karena kritik itu lah menjadi sumber dari perkembangan demokrasi kita," sambungnya.
Fadjroel lalu menceritakan persahabatannya dengan Rocky Gerung. Menurut Fadjroel, ia dan Rocky pernah berada bersama dalam sebuah forum yang dinamakan Forum Demokrasi.
Forum itu dipimpin oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang belakangan terpilih sebagai Presiden keempat RI.
"Jadi kami sama-sama membangun kemampuan akademis, kemampuan intelektual, dan kemampuan mengkritik berbasis sains dan ilmu pengetahuan," kata Fadjroel.