OSO: Saya Dicari pak Pratikno
Menurut Jokowi, sembilan Wantimpres memiliki pengalaman yang luas di masing-masing bidang, seperti sosial, keagamaan, ekonomi dan lainnya.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang atau Oso menolak tawaran Presiden Jokowi menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Ia mengaku masih ingin mengurus partainya.
Ditemui di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (13/122019) kemarin Oso berbagi cerita bagaimana dalam beberapa minggu terakhir, dia dicari-cari oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Baca: Tunjuk Wiranto Ketua Wantimpres, Jokowi Disebut Punya Kecenderungan Politik Akomodatif
"Beberapa minggu ini saya dicari pak Pratikno tapi saya di luar kota. Nanti kan bisa ditanyakan ke Pak Pratikno benar tidaknya. Lalu saya tadi diundang oleh Pak Pratikno. Sebetulnya kemarin, tapi saya baru datang dari luar kota dan baru sekarang bisa menemui pak Pratikno," kata Oso.
Dalam pertemuan itu, lanjut Oso, Pratikno menyampaikan Presiden Jokowi ingin agar dirinya menjadi Wantimpres di pemerintahan keduanya. Merespon itu, Oso langsung menjawab dirinya tidak bisa menerima tawaran lantaran ingin tetap berjuang di Partai Hanura. Atas tawaran itu, Oso mengaku sangat berterima kasih. Dia pun memohon maaf karena tidak bisa menjadi Wantimpres.
"Tentunya Bapak Presiden tahu sikap dan sifat saya. Saya menyampaikan ini (penolakan) melalui Pak Pratikno. Ini juga untuk jaga perasaan jangan sampai saya disebut menolak tanpa jaga perasaan," tegasnya.
Baca: Relawan Jokowi Dukung Pengangkatan Watimpres Baru
Dikonfirmasi apakah dari Hanura menyodorkan nama lain? Oso tidak menjawab lugas. Menurutnya Presiden Jokowi lebih tahu siapa sosok pengganti dirinya sebagai Wantimpres.
"Itu Pak Presiden yang tahu. Saya tidak mau berandai-andai kami usulkan. Kami tidak pernah memaksa apalagi meminta. Keberadaan Hanura tulus iklas dukung presiden dari Pilpres sampai pemerintahan tersusun kabinet," tambahnya.
Baca: Harapan Demokrat Kepada Pakde Karwo yang Kini Menjadi Wantimpres Jokowi
Presiden Jokowi resmi melantik sembilan anggota Watimpres di Istana Negara kemarin. Mantan Menkopolhukam Wiranto ditunjuk sebagai Ketua Wantimpres. Pelantikan dilakukan berdasarkan surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 137/P/2019 Tentang Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pertimbangan Presiden.
Sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju dan pejabat negara lainnya turut hadir saat pelantikan. Diantaranya, Menko PMK Muhadjir Effendi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Kesehatan Terawan Dwi Putranto, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Ketua DPD La Nyala Mattalitti, Ketua MA Hatta Ali, Jaksa Agung ST Burhanuddin, dan lain-lain.
Selain Wiranto, kedelapan anggota Wantimpres yang lain adalah Sidarto Danusubroto (politisi PDI-P),Dato Sri Tahir (bos Mayapada Group),Putri Kuswisnu Wardani (bos Mustika Ratu),Mardiono (politisi PPP), Agung Laksono (politisi Golkar), Arifin Panigoro (bos Medco Energi), Sukarwo (mantan Gubernur Jawa Timur) dan Luthfi bin Yahya (Tokoh NU).
"Saya kira beliau-beliau ini memiliki kapasitas untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden. Baik diminta ataupun tidak minta. Saya kira beliau-beliau memiliki kapasitas," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, sembilan Wantimpres memiliki pengalaman yang luas di masing-masing bidang, seperti sosial, keagamaan, ekonomi dan lainnya.
Baca: Ini 9 Profil Lengkap Wantimpres Baru Jokowi: Wiranto, Habib Luthfi hingga 2 Konglomerat Indonesia
"Ekonomi misalnya pak Dato Tahir, misalnya yang berkaitan dengan ekonomi kecil ibu Putri. (sementara) Pak Wiranto, kan track record dan pengalamannya, saya kira sudah panjang di pemerintahan. Menangani banyak masalah," ujarnya.
Khusus untuk Oesman Sapta atau OSO yang menolak pinangannya untuk menjadi anggota Wantimpres, Jokowi mengamini. Ia membenarkan sempat menunjuk OSO menjadi anggota wantimpres namun ditolak. Jokowi memaklumi. Pasalnya apabila menjadi Wantimpres Oso harus mundur dari Ketum Hanura.
Sesuai aturannya, memang pimpinan partai politik (Parpol) memang tidak bisa merangkap jabatan Wantimpres. "Pak Oesman Sapta Odang memang semula kita pilih tapi karena dalam wantimpres tidak boleh merangkap berkaitan dengan politik," ujar Jokowi usai pelantikan.
Atas pertimbangan itulah, Oso yang juga mantan Ketua DPD itu memilih fokus untuk mengurusi partainya. Jokowi memastikan Oso telah menemui Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menyampaikan alasannya itu.
Baca: Sosok Dato Sri Tahir Wantimpres Jokowi, Kekayaannya Rp 72,8 Triliun, Dikenal Pengusaha yang Dermawan
"Sehingga Pak Oesman Sapta tadi pagi menyampaikan kepada Menteri Sekretaris Negera bahwa beliau lebih mencintai partai. Sehingga tidak mau dan mundur dari wantimpres," Jokowi memastikan.