Nadiem Makarim Jelaskan Literasi dan Numerasi, 2 Aspek Asesmen Kompetensi Pengganti Ujian Nasional
Nadiem Makarim menjelaskan asesmen kompetensi pengganti ujian nasional. Ada 2 aspek, yaitu literasi dan numerasi yang sulit 'dibimbelkan'.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
Lebih lanjut, Ramli Rahim menilai UN membutuhkan anggaran yang sangat besar.
Meskipun, UN tak lagi menggunakan kertas dalam penyelenggaraannya.
Ramli Rahim menyebut tahun 2019 Kemendikbud masih menganggarkan Rp 210 miliar untuk UN.
"Andai saja Rp 210 miliar ini digunakan untuk pengangkatan guru, pemerintah akan mampu mengangkat 3.500 guru dengan pendapatan rata-rata Rp 5 juta per bulan," ungkap Ramli Rahim.
Selain anggaran dari pemerintah, Ramli Rahim menilai banyak anggaran yang harus dikeluarkan pihak peserta didik untuk menghadapi UN.
"Bisa dibayangkan, berapa banyak uang yang dikeluarkan oleh orangtua siswa untuk mempersiapkan anaknya menghadapi Ujian Nasional yang tidak banyak berguna itu,” kata Ramli Rahim.
Diketahui, Mendikbud Nadiem Makarim menegaskan UN 2020 tetap dilaksanakan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Mengutip Kompas.com, dari segi mekanisme, UN 2020 tidak mengalami perubahan.
UN 2020 menjadi UN terakhir dengan sistem yang sudah berlaku.
Pada 2021, UN akan diganti dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto) (Tribun-Timur.com/As Kambie) (Kompas.com/Deti Mega Purnamasari/Ihsanuddin)