Pemerintah Beberkan Rencana Jangka Panjang Tingkatkan Produksi Migas Nasional
Diperkirakan Indonesia masih punya cadangan minyak sekitar 43,7 milliar barrel yang posisinya kebanyakan berada di kawasan laut dalam.
TRIBUNNEWS.COM - Produksi minyak dan gas (migas) Indonesia kini tengah menghadapi tantangan besar. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam sejak tahun 2012 produksi minyak mengalami tren penurunan.
Penurunan ini disebabkan sumur-sumur migas yang beroperasi saat ini sudah terlampau tua (telah berproduksi sejak era dekade 1960-an sampai 1980-an), dan belum ditemukannya blok migas berskala raksasa (giant discovery).
Padahal menurut Wood Mackenzie, diperkirakan Indonesia masih punya cadangan minyak sekitar 43,7 milliar barrel yang posisinya kebanyakan berada di kawasan laut dalam.
Melihat fakta tersebut, pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus melakukan berbagai tindakan demi bisa meningkat produk migas dalam negeri.
Salah satunya menyusun Rencana Jangka Panjang Produksi Industri Migas atau Long Term Plan Produksi Migas Nasional. Rencana ini tak hanya untuk meningkatkan produk migas semata, namun juga mewujudkan ambisi pemerintah untuk bisa memproduksi minyak 1 juta barel per hari/barrel oil per day (bopd).
Dalam Forum Eksplorasi dan Produksi (EP) pada 9-11 Desember 2019 di Bandung kemarin, SKK Migas bersama seluruh pemangku kepentingan industri migas, seperti Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) eksplorasi dan eksploitasi, ahli kebumian dari lembaga pemerintahan, universitas, organisasi profesi, dan services company membahas berbagai metode dan pemikiran/paradigma baru untuk menyusun strategi eksplorasi, eksploitasi, dan pengendalian cost recovery untuk meningkatkan produk migas dan mencapai target 1 juta barel per hari.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas dapat melakukan sharing, dan mendapatkan masukan terkait opportunity untuk berbagai metode baru dalam peningkatan cadangan dan produksi migas nasional.
Memahami Long Term Plan Produksi Migas Nasional
Long Term Plan produksi migas nasional sendiri merupakan kelanjutan dari rapat kerja SKK Migas pada 12 Januari 2019 tentang empat hal yang perlu menjadi rencana jangka panjang utama saat ini. Empat hal tersebut antara lain, pertama, memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada sekarang untuk menekan laju penurunan produksi baik dari sisi teknis subsurface, operasional maupun keekonomian.
Kedua, melakukan transformasi status resource menjadi reserve agar penemuan yang belum dikembangkan atau undeveloped discovery sebesar 1,7 miliar barel minyak dan 27 triliun kaki kubik (Tcf) gas dapat segera diproduksi.
Ketiga, melakukan terobosan baru agar implementasi kegiatan enhanced oil recovery (EOR) dapat dilakukan secara full-field. Keempat, melakukan kegiatan eksplorasi secara masif agar penemuan-penemuan signifikan atau giant discovery.
SKK Migas Siap Bertransformasi
Pada Forum EP, SKK Migas sebagai pengawas dan pengendali kegiatan hulu migas nasional bersama-sama dengan Pertamina, yang akan memegang lebih dari 50% kontribusi produksi nasional, serta Dirjen Migas sebagai wakil dari pemerintah, menyampaikan strategi besar, terobosan, dan business unusual yang akan dilakukan untuk peningkatan cadangan dan produksi untuk mencapai 1 juta bopd.
Pemulihan minyak yang ditingkatkan
Untuk menerapkan teknik pemulihan minyak, pemerintah melakukan akselerasi beberapa proyek, seperti di Minas Rokan, Tanjung Jatibarang, dan Gemah. Proyek ini melibatkan komitmen perusahaan, sebesar $446 juta. Tidak lupa, pemerintah juga mengajak pemain EOR kelas dunia.
Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi mencari sumber migas baru adalah hal yang sangat penting untuk memastikan penambahan cadangan migas secara berkelanjutan. SKK Migas terus mendorong KKKS untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi di wilayah kerjanya serta menawarkan wilayah kerja baru yang potensial kepada investor dalam dan luar negeri.
Hingga kini, SKK Migas telah melakukan komitmen eksplorasi sebesar $1,2 miliar dari total target $2,1 miliar.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan ada lima aspek transformasi yang dilakukan SKK Migas untuk dapat mencapai target long-term plan produksi nasional 1 juta bopd. Lima aspek tersebut yakni, clear vision, smart organization, one door policy, commercialisation, dan digitalization.
Sedangkan Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin memaparkan mengenai identifikasi potensi pada masing-masing 4 pilar utama strategi untuk mendukung perkiraan produksi migas nasional jangka panjang dalam rangka mencapai produksi 1 juta bopd di tahun 2031.
"Potensi Indonesia masih sangat besar, SKK Migas akan terus berupaya mengajak seluruh investor dan pemangku kepentingan industri hulu migas untuk bekerja sama. SKK Migas siap untuk mengawal investasi yang masuk,” ujarnya.
Diharapkan pemerintah dapat mendukung melalui regulasi yang diperlukan untuk mempermudah investasi dan proses-proses dalam peningkatan produksi nasional.
Penulis: Firda Fitri Yanda/Editor: Dana Delani