Keluarga Jokowi dan Ma'ruf Ramaikan Pilkada, Pengamat: Stigma Bangun Dinasti Politik Makin Kental
Lucius Karus menyebut stigma keluarga Jokowi dan Ma'ruf Amin sedang membangun dinasti politik sangat terlihat.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah tahun 2020 sangat menarik karena keikutsertaan keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming berencana mengikuti Pilkada Solo. Sementara itu menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Medan.
Ada pula putri Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah yang ikut bertarung di Pilkada Wali Kota Tangerang Selatan, Banten.
Baca: Soal Tudingan Jalani Politik Dinasti, Begini Tanggapan Gibran Rakabuming
Melihat ini, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menyebut stigma keluarga Jokowi dan Ma'ruf Amin sedang membangun dinasti politik sangat terlihat.
"Saya lihat kecenderungan dinasti politik itu ada. Jokowi ini besar karena sejak awal dia coba bangun kekuasaan dengan sehat. Misalnya melarang ketua partai tidak boleh rangkap jabatan sebagai menteri. Tapi dengan mudah diabaikan sendiri di kabinet kedua, Indonesia Maju," ujar saat dihubungi Tribunnews.com Selasa (17/12/2019).
"Kemudian saat ini, Jokowi tidak punya partai sehingga sulit dia membangun oligarki. Ternyata dia punya niat juga untuk itu. Dia juga tidak melarang niat anaknya menggunakan momentum dia sedang berkuasa untuk meraih kekuasaan lain," ucapnya lagi.
Baca: Soroti Gibran & Bobby yang Maju Pilkada, Adi Prayitno Ungkit Janji Jokowi & Singgung Dinasti Politik
Lucius Karus menuturkan hal ini bukan semata persoalan hak asasi seseorang termasuk keluarga presiden dan wakil presiden. Melainkan harus ada yang membatasi, jika tidak dikhawatirkan nafsu untuk berkuasa bakal menjadi liar.
"Jadi saya lihat kecenderungan membangun dinasti sudah cukup terlihat ketika Jokowi mulai permisif mengizinkan anaknya untuk terjun ke politik praktis saat Jokowi memegang kendali tertinggi di pemerintahan. Ini modal buruk juga untuk kemudian menjadikan Jokowi sebagai sosok presiden yang demokratis," tuturnya.
Baca: Anak dan Menantu Jokowi Maju di Pilkada, Bikin Kompetisi Jadi Tak Seimbang
Hal yang sama dengan putri Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah yang ikut bertarung di Pilkada Wali Kota Tangerang Selatan, Banten. Lucius Karus juga membaca ada semangat membangun oligarki.
"Itu dia, elit-elit juga punya semangat yang sama baik yang sudah terlanjur punya partai politik dan kemudian membangun oligarki tapi juga sosok lain yang punya kekuasaan tanpa punya partai politik. Batasan presiden dibatasi dua periode dan dinastinya langsung berhenti ketika dia berhenti. Jadi semua punya semangat lingkaran yang dipegang dan menggunakan momentum saat dia berkuasa, dia pergunakan itu," ungkapnya.
Menurut Lucius Karus seharusnya Jokowi dan Ma'ruf Amin tegas jika ada keluarganya yang memiliki cita-citaa menjadi kepala daerah, harus menunggu mereka berhenti.
Jika maju saat Jokowi dan Ma'ruf Amin masih menjabat, bukan tidak mungkin keluarga mereka bakal menjual sosok Jokowi dan Ma'ruf Amin.
"Tetap tidak fair dan potensi penyalahgunaan kekuasaan. Termasuk sarana kampanye dan lainnya. Itu menguntungkan anak dan menantunya. Pasti tidak bagus untuk iklim demokrasi di daerah," tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.