Koleganya, Menteri Edhy Prabowo Dikritik Susi Pudjiastuti, Fadli Zon: Saya Yakin Akan Bijak Bersikap
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mendapatkan kritik dari Susi Pudjiastuti atas rencana membuka larangan ekspor benih lobster.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mendapatkan kritik dari Susi Pudjiastuti atas rencana membuka larangan ekspor benih lobster.
Saat ditanya soal kritik tersebut, Edhy menanggapi bahwa hal tersebut merupakan hak bicara setiap orang.
"Oh itu hak bicara, jadi biar saja," kata Edhy Prabowo, seperti diberitakan Tribunnews.com, Senin (16/12/2019).
Edhy Prabowo tetap tidak mau memberi tanggapan atas kritik yang disampaikan pendahulunya di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Diketahui saat era Susi Pudjiastuti, larangan ekspor benih lobster tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 56 Tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan atau Pengeluaran Lobster, Kepiting dan Rajungan dari Indonesia.
Susi pun tampak mengunggah video di Instagramnya, di mana menyebut soal lobster yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
"Lobster yg bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita untuk menjual bibitnya dengan harga seperseratusnya pun tidak. Astagfirullah .. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dr Nya," tulisnya dalam caption.
Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan aliran dana penyelundupan benih lobster ke luar negeri mencapai Rp300 miliar-Rp900 miliar per tahun.
Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin menjelaskan dana tersebut berasal dari bandar yang ada di luar negeri lalu dialirkan ke berbagai pengepul di Indonesia.
Bahkan Kiagus Ahmad juga mengindikasi ada Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) di penyelundupan benih lobster.
Samakan Kebijakan Ekspor Benih Lobster dengan Tambang Nikel
Baru-baru ini Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyebut jika kebijakan ekspor benih lobster sama dengan komoditas tambang nikel.
Menurut Edhy, prinsip kebijakan membuka ekspor benih lobster sama dengan ekspor bijih nikel.
Pernyataan Menteri Edhy tersebut langsung mendapat kecaman dari Menteri KKP sebelumnya, Susi Pudjiastuti.
Susi mengatakan melalui akun Twitter pribadinya di @susipudjiastuti pada Selasa (17/12/2019).
"Nikel adalah SDA yg tidak renewable/ yg bisa habis. Lobster adalah SDA yg renewable, yg bisa terus ada & banyak kalau kita jaga!!!!!" tulis Susi dalam cuitannya.
Susi menuturkan menyamakan lobster dengan nikel tidak sebanding.
Pasalnya, menurut Susi, nikel itu benda mati tidak bisa beranak pinak dan jika diambil akan habis.
Sedangkan lobster adalah makhluk bernyawa, yang bisa berkembang biak.
Susi pun menuturkan jika kita menjaga habitat dan keberlanjutan bibit lobster di alam maka akan tetap ada untuk diambil bangsa Indonesia.
"Nikel itu benda mati tidak bisa beranak pianak diambil akan habis. Lobster itu mahluk hidup bernyawa, berkembang biak/ beranak pianak. Kita jaga habitat& keberlanjutan bibit2nya di alam pasti Lobster itu akan tetap ada, banyak sepanjang masa untk kita ambil, makan & jual," tambahnya.
Dalam cuitannya, Susi juga menyoroti soal kelebihan lobster yang lain, yakni bisa ditangkap dengan mudah dengan pancing atau bubu dari nelayan kecil di pesisir.
Untuk itu, pengambilan lobster tidak perlu menggunakan kapal besar atau alat modern.
Susi menekankan negara wajib menjaga keberlangsungan hidup para nelayan kecil dengan baik dan benar.
Oleh sebab itu, Susi menekankan melarang pengelolaan Sumber Daya Alam yang bisa diperbarui secara instan dan masif.
Susi bahkan mengecam dalam cuitannya terkait pengambilan plasmanutfahnya.
Ia mengaitkan dengan berita sebelum tahun 2000an, lobster berukuran lebih dari 100 gram di Pangandaran bisa didapatkan 3 sampai 5 ton perhari saat musimnya.
Namun pada saat ini 100 kilogram perhari saja tidak ada.
Susi juga menyoroti hal tersebut di daerah lain seperti Pelabuhan Ratu, Jogja Selatan, Jawa hingga Sumatera.
"Dulu 15 thnan yg lalu Lobster masih Min 300 sd 500 Kg bahkan Ton. Satu nelayan pancing bisa dapat 2kg sd 5kg/hari. Sekarang mrk hanya dapat 1 atau 2 ekor saja. Lobster tlh berkurang banyak" tulis Susi dalam cuitannya.
Respon Fadli Zon
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon, buka soal kader partainya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mendapatkan kritik dari Susi Pudjiastuti atas rencana membuka larangan ekspor benih lobster.
Dalam cuitannya di Twitter, Fadli menyebut koleganya tentu dapat bijak dalam bertindak.
"Sy sarankan pd kolega sy Menteri Edhy Prabowo untuk mempertimbangkan masukan n kritik yg baik soal benih lobster," tulisnya.
Pihaknya menerangkan masukan dari Menteri KKP sebelumnya Susi Pudjiastuti setidaknya dapat dipertimbangkan, terlebih melihat Susi merupakan sosok yang memiliki nasionalisme yang tinggi.
Dalam akhir cuitannya tersebut tersebut, Fadli meyakini Edhy Prabowo dapat bijak dalam bersikap.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Inza Maliana)