Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembudidaya Lobster Asal Lombok Ini Buktikan Indonesia Bisa Hasilkan Lobster Tak Kalah dari Vietnam

Wacana ekspor benih lobster, pembudidaya lobster asal lombok, Abdullah buktikan Indonesia bisa hasilkan lobster berkualitas.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Pembudidaya Lobster Asal Lombok Ini Buktikan Indonesia Bisa Hasilkan Lobster Tak Kalah dari Vietnam
Kolase Kompas/ADE MIRANTI KARUNIA SARI, Dok. Kementerian Kelautan dan Perikanan
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo ditemui usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Kamis (12/12/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Wacana ekspor benih lobster masih menjadi polemik di masyarakat.

Hal itu dikarenakan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo akan membuka kembali keran lobster untuk di ekspor.

Dilansir dari kkp.go.id, satu di antara alasannya adalah karena di Indonesia masih banyak benih lobster yang belum mampu budidayakan.

Apakah memang benar para nelayan Indonesia belum mampu untuk membudidayakan benih lobster sendiri? Tribunnews.com mencoba menelusuri spekulasi tersebut.

Seorang pembudidaya lobster di Telong-elong, Jerowaru, Lombok Timur menceritakan bagaimana ia membudidayakan benur lobster. 

Pria bernama Abdullah yang menjadi ketua dari Kelompok Usaha Budidaya Andalan Indonesia ini menceritakan sejak tahun 1995 masyarakat di kampungnya sudah menjadi pembudidaya lobster.

Lantas Abdullah pun menceritakan sedari awal budidaya lobster dari benih atau benurnya sampai menjadi lobster yang siap panen.

Berita Rekomendasi

Ia membaginya menjadi 2 tahapan saat masih menjadi benih dan dipindahkan setelah seukuran ibu jari di dalam dua jaring yang berbeda.

"Cara kita budidaya lobster dari benur itu, kita pakai jaring 2 meter persegi ditambah sekitar 250 biji benih perjaring,"

"Dalam waktu 3 bulan ukurannya itu dari kelingking sampai ibu jari" kata Abdullah, kepada Tribunnews.com, Kamis (19/12/2019).

Abdullah pun menceritakan tingkat kematian dari benur lobster yang dibudidayakan.

"Tingkat kematiannya yang biasa kita temui itu sekitar 30 %, jadi tingkat hidupnya itu 70%," ujar pria berusia 36 tahun itu.

Setelahnya, benur bisa berkembang dari seukuran ibu jari sampai seukuran 5 jari. Lalu dipindahkan ke jaring berukuran 3 meter persegi.

"Ukuran 5 jari kita isi 75 biji untuk pasir dan 50 biji untuk mutiara dalam trol 3 meter persegi sampai panen," katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas