Ali Mochtar Ngabalin Sebut Dewas Merupakan Jawaban Presiden atas Keraguan Publik
Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin menilai kehadiran Dewan Pengawas KPK ini merupakan jawaban Jokowi atas keraguan publik.
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
![Ali Mochtar Ngabalin Sebut Dewas Merupakan Jawaban Presiden atas Keraguan Publik](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ali-mochtar-ngabalin6.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin menilai kehadiran Dewan Pengawas (Dewas) KPK ini merupakan jawaban Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas keraguan publik selama ini.
Dewas merupakan instrumen baru sejak disahkan revisi UU KPK ini dinilai menjadi langkah pertama dalam menyelesaikan korupsi di tanah air.
Pernyataan ini ia ungkapkan dalam program Primetime News yang dilansir dari kanal YouTube metrotvnews, Minggu (22/12/2019).
Sebelumnya, Ali menyebut keberadaan Dewan Pengawas (Dewas) KPK ini telah memberikan isyarat penting kalau dilihat dalam revisi undang-undang KPK.
Menurutnya revisi UU KPK yang tercatat dalam Lembaran Negara sebagai UU No 19 Tahun 2019 dibuat bukan untuk melemahkan KPK.
Dewas merupakan instrumen pertama sejak disahkanya revisi UU KPK tersebut.
Sehingga dengan dilantiknya lima anggota Dewas yang berintegritas merupakan jawaban Presiden Jokowi atas keraguan publik.
"Kalau dilihat dalam revisi undang-undang, memberikan isyarat penting terkait dengan kehadiran dewas sebagai instrumen untuk pertama kali bagi KPK," ujar Ali.
![Ali Mochtar Ngabalin menyebut tingkat independensi dewan pengawas dapat dijamin. (Tangkapan Layar Metro TV)](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ali-mochtar-ngabalin-dan-dewan-pengawas.jpg)
"Itu sebabnya kenapa kami selalu memberikan jawaban bahwa ini adalah jawaban yang pasti dari presiden atas keraguan publik dengan Dewas," imbuhnya.
Ali juga menyinggung terkait istilah yang sering ia lontarkan diberbagai acara soal Dewas KPK.
Yakni ia sering mengatakan Dewas dengan sebutan manusia setengah dewa.
"Saya juga sudah selalu mengatakan bahwa kelima orang ini adalah manusia yang sudah selesai dengan urusan dirinya dan dunianya," ujar Ali.
"Karena itulah patut kami sebut lima anggota dewas adalah manusia setengah dewa," imbuhnya.
Ali menyebut korupsi yang merupakan tindakan kejahatan luar biasa juga harus ditangani oleh figur-figur yang hebat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.