Dulu Jokowi Blusukan Sampai Masuk Gorong-gorong, Kini Gibran Turun ke Kali Ikut Kerja Bakti
Kegiatan tersebut dilakukan oleh Gibran di Gambir Sari Kelurahan Joglo, Banjarsari pada Minggu (22/12/2019).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sehari setelah menjalani fit and proper test (uji kelayakan), bakal calon Wali Kota Solo PDIP, Gibran Rakabuming Raka langsung turun ke kali untuk melaksanakan kerja bakti.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh Gibran di Gambir Sari Kelurahan Joglo, Banjarsari pada Minggu (22/12/2019).
Dilansir TribunWow.com dari unggahan akun resmi instagram Gibran, @gibran_rakabuming, Minggu (22/12/2019), Gibran membagikan foto dirinya ketika sedang berada di sebuah kali yang kotor.
Kali tersebut nampak kotor dan banyak sampah plastik berserakan di setiap sisi kali tersebut.
Pada foto itu, Gibran menggunakan atasan kaos polos putih dengan celana hitam lengkap dengan sepatu boots sedang memegang sebuah cangkul.
Tampak Gibran sedang kerja bakti memegang cangkul membersihkan kali yang airnya tark jernih lagi.
Baca: Meski Telah Dilantik Jokowi, Dewan Pengawas KPK Ternyata Belum Bisa Bekerja, Ini Alasannya
Jokowi Turun ke Kali
Tak hanya Gibran, sebelumnya ayah Gibran yakni Joko Widodo alias Jokowi juga kerap blusukan ke kali bahkan masuk ke got.
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (25/11/2013), saat menjadi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo beberapa kali melakukan peninjauan pengerukan di Kali Sunter, Jakarta Timur.
Jokowi mengatakan kegiatan tersebut dilakukannya untuk mengecek proses pengerukan kali.
"Ngeceklah, kalau ndak diginiin (dikontrol), nanti kayak dulu-dulu lagi," ujar Jokowi di sela-sela peninjauannya.
Jokowi mengatakan proyek pengerukan harus diawasi agar kegiatan yang dilakukan dapat selesai sesuai waktu yang telah ditetapkan.
"Kalau ndak diawasi, ngitung mereka sudah sesuai kontrak kerja atau belum, gimana. Maka itu, perlu pengawasan ketat," ujarnya.
Kali Sunter bukanlah tempat pertama yang dikunjungi oleh Jokowi, kala itu Jokowi telah melakukan peninjauan di tempat lain seperti Kali Mikro Nipah, Waduk Pluit, Waduk Rawa Lindung, Cakung Drain, dan lain-lain.
Bantah dinasti politik
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftarkan diri sebagai calon Wali Kota Solo periode 2020-2024.
Terkait pencalonannya sebagai calon Wali Kota Solo, banyak yang menuding Gibran Rakabuming memanfaatkan posisi ayahnya saat menjabat presiden.
Mengutip dari TribunSolo.com, Gibran Rakabuming Raka menegaskan dirinya mengikuti Pilkada Solo 2020 dengan segala risiko menang dan kalah.
Gibran Rakabuming menuturkan bahwa nantinya akan kembali pada pilihan masyarakat.
Seperti yang diketahui, Gibran Rakabuming telah mendaftar sebagai calon Wali Kota Solo di Kantor DPD PDI-P Jawa Tengah di Panti Marhaen Semarang, Kamis (12/12/2019) lalu.
Angka tersebut termasuk unik lantaran tepat pada hari ke 12 bulan ke 12 tahun 2019.
Sebelumnya, bakal calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tidak ambil pusing dengan hasil riset lembaga Media Survei Nasional (Median) menempatkan elektabilitasnya di bawah Achmad Purnomo.
Karena kini keduanya berebut rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan (PDI-P) untuk maju dalam Pilkada Solo 2020.
Gibran Rakabuming mengaku tidak masalah terkait hasil survei tersebut.
Peluang menang
Pengamat Politik, Hendro Satrio menilai peluang Putra Presiden Jowo Widodo (Jokowi) memenangi Pilwalkot Solo sangat besar.
Sebab saat ini merupakan momentum tahunnya para generasi muda menjadi seorang pemimpin.
"Yang paling kental itu kan dinasti politik. Memang aji mumpung tapi karena momentumnya lagi bagus ya kans menangnya juga besar," kata Hendro, Kamis (12/12/2019).
Gibran, lanjutnya, saat ini sedang memanfaatkan momentum politik dimana anak muda menjadi pemimpin.
Terlepas dari itu semua, tak bisa dipungkiri isu terkait dinasti politik pasti santer mengiringi langkahnya maju sebagai calon Wali Kota Solo.
"Sekarang PR-nya beliau meyakinkan masyarakat bahwa dia adalah seorang Gibran bukan Gibran numpang tenar dari anaknya Jokowi.
Tapi kalau untuk menang dia bisa.
Secara momentum, anak muda ini memang lagi waktunya, jadi kalau dihitung-hitung memang pas saat ini, kalau nanti-nanti hilang momentumnya," jelasnya.
Menurutnya isu terkait dinasti politik dinilai wajar mengiringi langkah Gibran, namun hal tersebut tidak perlu dirisaukan.
Kuncinya hanya satu, yakni meyakinkan masyarakat bahwa dirinya bukan numpang ketenaran sang ayah.
Selain itu, juga Gibran juga harus jarang-jarang tampil bersama Jokowi.
Kerja aja dari sekarang, karena ngak mungkin bisa hilang (isu dinasti politik)," imbuhnya.
Terkait peluang mendapatkan rekomendasi partai, Hendri menegaskan bahwa hal tersebut tergantung dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Namun jika dihitung-hitung peluangnya sangat besar selain memiliki popularitas, saat ini juga merupakan momentum yang tepat bagi partai melakukan regenerasi.
Selanjutnya, imbuhnya, yang bisa dilakukan Gibran sembari menunggu rekomendasi, yakni harus sowan ke DPC PDIP Solo.
"Harus unggah-ungguh turun lagi ke DPC Solo kemudian ke senior-senior Kota Solo untuk meredam emosi dan pergolakkan yang ada.
Sehingga, ada hati dan penerimaan dari masyarakat Solo untuk Gibran," imbuhnya.