Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gus Dur adalah Budayawan, Cerita Sinta Nuriyah Wahid di Peringatan Haul ke-10 Abdurrahman Wahid

Sinta Nuriyah Wahid menceritakan sosok Gus Dur di peringatan Haul ke-10 Presiden ke-4 RI, Ia menegaskan sosok Gus Dur adalah budayawan.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Gus Dur adalah Budayawan, Cerita Sinta Nuriyah Wahid di Peringatan Haul ke-10 Abdurrahman Wahid
Kompas.com
Cerita Gus Dur Pergoki Orang yang Ambil Lebih Jatah Hadiah, Padahal Ayah Yenny Wahid Tak Melihatnya 

TRIBUNNEWS.COM - Sinta Nuriyah Wahid menceritakan sosok Gus Dur dalam acara puncak peringatan Haul ke-10 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2019).

Istri Almarhum Gus Dur ini mengatakan jika masyarakat Indonesia hanya tahu Gus Dur adalah Presiden ke-4 Republik Indonesia  dan seorang kiai.

Tapi ia menjelaskan jika Gus Dur lebih dari itu.

"Padahal Gus Dur adalah seorang politikus, seorang demokratis, seorang humanis, tapi juga seorang humoris dan satu lagi Gus Dur adalah seorang budayawan," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Minggu (29/12/2019).

Dikutip dari Kompas.com, peran Gus Dur sebagai budayawan, kata Shinta, ditunjukkan melalui pemikiran-pemikirannya mengenai kebudayaan.

Kehidupan Gus Dur  juga konsisten membela tradisi sebagai cerminan nilai-nilai kemanusiaan. "Menjaga kebudayaan pada hakikatnya menjaga kemanusiaan itu sendiri.

BACA JUGA : Haul Gus Dur ke-10 Diselenggarakan Kembali dengan Tema

Berita Rekomendasi

Itu bisa dilihat dari jejak-jejak kultural yang telah beliau lakukan," ujar Shinta.

Gus Dur juga dinilai sebagai sosok yang mampu menjembatani hubungan antarkelompok baik itu kelompok agama atau kebudayaan.

Shinta pun menyesalkan hubungan antaragama dan antarkebudayaan yang menurutnya memburuk setelah wafatnya Gus Dur.

"Setelah 10 tahun pasca meninggalnya Gus Dur gerakan penghancuran tradisi dan budaya terus terjadi, seperti penghancuran patung dan pelarangan tradisi upacara adat atas nama agama. Kondisi itu membuat bangsa ini mengalami defisit tradisi," kata Shinta lagi.

Inayah Wahid dan mendiang ayahnya, Gus Dur
Inayah Wahid dan mendiang ayahnya, Gus Dur (Kolase Tribun Solo)

Kendati demikian, Shinta meyakini gagasan Gus Dur itu sudah diterima oleh masyarakat setelah melihat antusiasme publik ketika haul digelar setiap tahunnya.

"Saya merasa masyarakat tidak hanya menerima tapi dari sini saya melihat adanya tekad untuk merealisasikan gagasan-gagasan yang dirintis oleh Gus Dur," kata Shinta.

BACA JUGA : Di Haul Gus Dur, Gus Mus Beri Peringatan ke Mahfud MD: Hati-Hati dengan Jabatan

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas