Pesawat Tanpa Awak Karya Anak Bangsa Ini Bisa Terbang hingga 30 Jam dengan Kecepatan 235 Km Per Jam
PT Dirgantara Indonesia menciptakan pesawat drone, Elang Hitam. Pesawat drone ini mampu terbang hingga 30 jam dengan kecepatan 235 km per jam.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Garudea Prabawati
Natinya Puna Male (PM)-2 akan dipasang radar apertur sintetis dan kamera yang sifatnya untuk mendukung kegiatan intelijen dan pengawasan.
Pada Puna Male (PM)-3 dikembangkan untuk uji statis atau kekuatan struktur pesawat yang diuji di Serpong.
Sementara Puna Male Keempat (PM)-4 rencananya akan memiliki kapasitas untuk membawa sekitar 300 kilogram muatan yang dilengkapi dengan rudal.
Baca: 7 Tipe Penumpang yang Diam-diam Curi Perhatian Pramugari di Pesawat
PT DI dalam unggahan di laman Instagram-nya pun mengungkapkan, terciptanya Elang Hitam merupakan kebanggaan bagi perusahaan ber-plat merah ini.
Sebab, hal ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dalam pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan peralatan lainnya.
Berikut ini keterangan dalam unggahan PT DI di laman Instagram-nya (@officialptdi), Senin (30/12/2019).
"Bandung (30/12), Roll Out Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Male, produk hasil dari perjanjian kerja sama dalam bentuk Konsorsium antara Kementerian Pertahanan, BPPT, TNI, ITB, PTDI dan PT Len Industri (Persero) untuk mendukung Pemenuhan Produk Alpalhankam dan kesiapan Industri Pertahanan. Di tahun 2019 ini, LAPAN juga berpartisipasi dalam program Konsorsium Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Male untuk pengembangan platform dan kelengkapan Mission System."
Baca: Mungkinkah Pesawat Bisa Jatuh saat Mengalami Turbulensi? Ini Jawaban Pilot
"Pada kesempatan ini, PTDI dan BPPT juga menandatangani Nota Kesepahaman tentang Penelitian, Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang Terkait dengan Kedirgantaraan; Pemberdayaan dan Pengembangan SDM; Pemanfaatan Sarana dan Prasarana; serta Potensi Penyediaan Dukungan Pemeliharaan Pesawat Terbang, termasuk Pengoperasian."
"Pesawat Nir Awak (PUNA) MALE yang diberi nama “Elang Hitam” atau “Black Eagle” oleh Menteri Riset & Teknologi RI ini kemudian dapat dioptimalkan fungsinya untuk kebutuhan Surveillance dan Target Acquisition yang dapat dipersenjatai, dengan kemampuan Short Take Off Landing, Maximum Endurance 30 (tiga puluh) jam dalam perhitungan Maximum Cruising Speed 235 km/jam, serta kapasitas payload yang mampu mengakomodir misi kombatan."
"Ini merupakan kebanggaan bagi kita semua karena dapat mengurangi ketergantungan dari luar negeri, terutama dalam memenuhi kebutuhan alat peralatan pertahanan dan peralatan lainnya yang dibutuhkan oleh Tentara Nasional Indonesia maupun Pemerintah."
#PTDI #DroneMALE #Drone #BanggaPunyaPTDI
(Tribunnews.com/R Agustina)