Cerita Pegawai Transjakarta ketika Jakarta Dikepung Banjir
Seorang pegawai Transjakarta Debora menceritakan pengalamannya saat bertugas di kala banjir menerjang.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir yang mengepung Jakarta pada Rabu, (01/01/2020) membuat kondisi jalanan ibu kota saat itu macet parah.
Seorang pegawai Transjakarta Debora menceritakan pengalamannya saat bertugas di kala banjir menerjang.
Ia mengaku tetap menjalani tanggung jawab bekerja walaupun banjir.
"Jadi waktu itu tanggal 01 Januari 2020, di koridor kami kekurangan orang dalam bertugas. Walaupun sebenarnya keluarga di rumah sedang berkumpul merayakan Tahun Baru," ucapnya.
Jarak rumahnya menuju halte Pedati Prumpung tempat ia bertugas terpaut 14 kilometer.
Ia harus melewati satu titik banjir yang melanda daerah Cawang Sutoyo, Jakarta Timur.
Kepada Tribunnews.com ia bercerita, banjir menyebabkan perjalanan pergi dan pulangnya semakin memakan waktu.
Tak hanya itu, saat pergi kerja ia harus memilih jalur lain yang memakan jarak lebih jauh.
Beberapa halte busway ucapnya, telah mengalami pemadaman listrik.
"Monitor kedatangan Transjakarta, mesin EDC yang buat isi saldo kartu, dan gate in gate out gak berfungsi. Jadinya pelanggan Transjakarta masuk lewat pintu darurat dan bayarnya tunai," ucapnya.
Ia mengatakan banyak pelanggan yang merasa kecewa karena adanya pengurangan armada.
Tak hanya itu, kedatangan armada Transjakarta menjadi lama karena sulitnya akses pada saat banjir.
Karena itu Debora mengatakan pendapatan Transjakarta pada saat banjir menurun.