Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal Tiongkok Masuk di Perairan Natuna, Tokoh-tokoh Ini Minta Pemerintah Tegas

Persoalan masuknya kapal Tiongkok yang masuk di Perairan Natuna, menuai beragam komentar dari berbagai pihak.

Penulis: Nuryanti
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kapal Tiongkok Masuk di Perairan Natuna, Tokoh-tokoh Ini Minta Pemerintah Tegas
MPR-RI
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo 

PKS

Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera ( PKS), Muhammad Kholid meminta Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan harus bertindak tegas.

Ia juga meminta Prabowo tak menganggap enteng masalah kedaulatan bangsa.

"Pak Prabowo sebagai Menhan tidak boleh anggap isu kedaulatan sebagai isu yang enteng. Santai. Sikapnya harus tegas dan punya wibawa," ujar Kholid, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (4/1/2020).

Alasannya, ia tak ingin Indonesia direndahkan oleh bangsa lain karena tak berani bersikap.

"Kalau lembek, santai-santai, bangsa ini akan semakin direndahkan oleh bangsa lain karena tidak punya keberanian dalam bersikap," tambahnya.

Ia juga meminta pemerintah harus bersikap keras dan tidak boleh lembek terhadap Tiongkok yang mengklaim sepihak Perairan Natuna.

Juru Bicara PKS Muhammad Kholid di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019)
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019) (Tribunnews.com/Danang Triatmojo)
Berita Rekomendasi

Diketahui, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang, sebelumnya mengatakan, Tiongkok mempunyai hak historis di Laut China Selatan.

"Jika sudah menyangkut kedaulatan negara, pemerintah harus bersikap keras dan tegas. Tidak boleh lembek meskipun kepada negara sahabat seperti Tiongkok," kata Kholid.

Sebelumnya, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan), I Laksdya TNI Yudo Margono memimpin pengendalian operasi siaga tempur di perairan Natuna Utara.

"Operasi siaga tempur dilaksanakan oleh Koarmada 1 dan Koopsau 1," kata Yudo, dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Menurut Yudo, operasi siaga tempur tersebut menggunakan alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah tergelar, yaitu 3 kapal Republik Indonesia (KRI) dan 1 pesawat intai maritim dan 1 pesawat Boeing TNI AU.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono, S.E., M.M. memimpin apel gelar pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna, Jumat (3/1/2020). TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TN
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono, S.E., M.M. memimpin apel gelar pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna, Jumat (3/1/2020). TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TN (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

Dua KRI masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Natuna hari ini.

"Operasi ini digelar untuk melaksanakan pengendalian wilayah laut khususnya di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) laut Natuna Utara," ujarnya.

Yudo juga mengatakan, wilayah Natuna Utara menjadi perhatian bersama sehingga operasi siaga tempur diarahkan ke Natuna Utara mulai 2020.

Selain itu, kata dia, operasi ini salah satu dari 18 operasi yang akan dilaksanakan Kogabwilhan I di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari/Dani Prabowo/Achmad Nasrudin Yahya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas