Saran untuk Jokowi dari Hotman Paris karena Prihatin Korban Banjir : Ambil Alih Semua Kewenangan
Prihatin dengan banjir, pengacara Hotman Paris meminta Presiden Jokowi untuk segera mengambil tindakan. Jokowi sebelumnya telah memantau Waduk Pluit.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Parahnya dampak banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya membuat pengacara ternama, Hotman Paris Hutapea angkat bicara.
Melalui unggahan akun Instagramnya, Sabtu (4/1/2020), Hotman Paris mengucapkan keprihatinannya atas banjir di Jabodetabek.
"Kita menangis melihat penderitaan rakyat, khususnya rakyat yang kurang mampu. betapa parahnya akibat banjir," ujar Hotman Paris.
Hotman Paris lantas meminta Presiden Jokowi untuk segera mengambil tindakan.
"Kepada Bapak Jokowi, cepat bertindak," pintanya.
Hotman Paris menyarankan Jokowi mengambil alih semua kewenangan.
Disebut Hotman Paris, cara yang paling cepat adalah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu).
"Cara yang paling utama, keluarkan Perppu, ambil alih semua kewenangan untuk menanggulangi banjir," ucapnya.
Diketahui, Hotman Paris saat ini tengah berada di Pulau Bali.
Selain menjadi lawyer papan atas, Hotman Paris diketahui memiliki sejumlah properti di Pulau Dewata.
Senada dengan Fahri Hamzah
Apa yang dikatakan oleh Hotman Paris senada dengan pendapat Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Melalui cuitan Twitternya, mantan Wakil Ketua DPR RI ini menyinggung keterlibatan presiden dalam persoalan banjir.
Fahri Hamzah menilai persoalan banjir akan lebih mudah diselesaikan oleh presiden dengan kebijakannya dibandingkan kebijakan gubernur.
Jika presiden dan gubernur dapat bersatu, Fahri Hamzah menyebut permasalahan banjir akan lebih cepat diselesaikan.
"Saya juga percaya bahwa masalah Jakarta; khususnya banjir dan macet lebih mudah diselesaikan oleh kebijakan presiden daripada gubernur...tapi kalau keduanya bersatu tentu lebih cepat lagi selesainya. Semoga," tulisnya melalui akun Twitternya @Fahrihamzah, Kamis (2/1/2020).
Saran untuk Jokowi
SeFahri Hamzah juga memberikan saran untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dapat menjadikan bencana alam banjir yang terjadi sebagai momen persatuan.
"Sambil membantu para korban, saya menyarankan kepada bapak presiden untuk menjadikan momen ini untuk menggalang persatuan."
"Ini sama dengan konsep integrasi kawasan harus dimulai dengan sila ke-3 Pancasila kita. Kita harus menghentikan perpecahan yg sudah jadi kenyataan," ucapnya.
Waktunya Mengubur Ego
Mantan politisi PKS tersebut juga memberi saran kepada para gubernur untuk tidak 'bertengkar' dengan presiden.
Fahri Hamzah menilai sudah saatnya persatuan digalang dan mengubur ego.
"Para gubernur harus sadar bahwa presiden adalah kekuatan yang paling efektif untuk membangun propinsi dan seluruh wilayah daerah kita."
"Jadi jangan mau diajak bertengkar dengan presiden gak ada gunanya. Hasilnya hanya kesengsaraan rakyat. Ini waktu mengubur ego. Bersatu," ujarnya.
Jokowi Tinjau Waduk Pluit
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mendadak melakukan tinjauan di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2020).
Dilansir bnpb.go.id dari Sekretariat Presiden, Presiden Jokowi tiba di Waduk Pluit pada pukul 08.55 WIB.
Setibanya di lokasi, Presiden langsung menuju tempat pengoperasian alat berat.
Alat tersebut berada di sisi Waduk Pluit.
Jokowi ingin memastikan seluruh alat yang berfungsi melakukan penanganan banjir berfungsi baik.
"Ini (alat) enggak jalan?” tanya Jokowi kepada seorang operator alat berat.
“Sedang off dulu, pak,” jawab salah seorang operator.
Seusai berdialog dengan operator tersebut, Jokowi menuju sebuah rumah pompa di Waduk Pluit.
Di lokasi tersebut presiden juga kembali berdialog dengan petugas.
Diketahui Jokowi berada di kawasan Waduk Pluit selama 20 menit.
Jokowi dikabarkan meninggalkan Waduk Pluit pada pukul 09.15 WIB.
Sementara itu data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu (4/1/2020) pukul 10.00 WIB, jumlah pengungsi di Jabodetabek mencapai lebih dari 173 ribu orang.
Dikutip dari bnpb.go.id, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengungkapkan jumlah pengungsi naik menjadi 173.064 orang (39.627 KK).
Jumlah pengungsian total di Jabodetabek berjumlah 177 titik.
Sementara itu jumlah korban meninggal bertambah menjadi 53 orang.
Bertambahnya korban meninggal akibat banjir diketahui berasal dari Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak.
Sementara itu satu orang masih dikabarkan hilang.
Tercatat 103 kecamatan di Jabodetabek terdampak banjir dan longsor.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)