Berbeda dengan Susi Pudjiastusi, Menteri KKP Tanggapi Santai China Masuk Natuna, 'Kita Harus Cool'
Edhy Prabowo meminta masyarakat dan pemerintah tidak terpancing dengan isu yang beredar tentang perairan Natuna.
Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNNEWS.COM - Senada dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo juga meminta agar menanggapi santai soal kapal China di perairan Natuna.
Edhy Prabowo meminta masyarakat dan pemerintah tidak terpancing dengan isu yang beredar tentang perairan Natuna.
Pihaknya menyebut, kedaulatan di Indonesia adalah segalanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menjawab soal isu keluar masuknya 1.000 kapal ke perairan Natuna.
Dia bilang, pemerintah dan masyarakat jangan terpancing maupun terprovokasi dengan isu yang beredar tersebut. Pasalnya, pemerintah RI selalu mendahulukan kedaulatan di atas segalanya.
• Soal Kemungkinan Perang Melawan China di Perairan Natuna, TNI : Terlalu Dibesar-besarkan!
"Kita jangan terpancing, jangan terprovokasi. Kita harus cool sikapi ini. Yang jelas kedaulatan di atas segala-galanya," kata Edhy Prabowo di Gedung BPK RI, Jakarta, Senin (6/1/2020).
Edhy menuturkan, 1.000 kapal yang terpantau itu mesti dibedakan jenisnya. Bisa saja, kapal-kapal itu bukanlah kapal penangkap ikan ilegal.
Sebab menurut Edhy, perairan Natuna termasuk wilayah yang padat dan termasuk tempat lalu lalang kapal.
"Kalau 1.000 kapal kan kelihatan banyak. Banyak kapal lain yang lewat ya. Itu kapalnya harus dilihat sebagai kapal apa dulu, kapal dagang, transportasi, atau kapal nelayan. Kalau ribuan kapal itukan memang daerah padat, tempat lalu lalang," ucap Edhy.
Sementara itu dia bilang, sudah ada 3 kapal nelayan asing yang menjarah kekayaan laut RI berhasil diamankan. Tiga kapal ini berhasil ditangkap dan diamankan ke pangkalan di Pontianak.