Ketegangan Iran - AS Disebut Tak Berpengaruh Terhadap Keamanan di Indonesia, Ini Penjelasannya
"Kelompok-kelompok yang berasal dari Iran umumnya beraliran Syiah dan mereka umumnya tidak militan seperti kelompok-kelompok Sunni," kata Al Chaidar
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan memanasnya hubungan Iran dan Amerika Serikat tidak akan berdampak terhadap situasi keamanan di Indonesia.
Al Chaidar mengatakan kelompok-kelompok Iran yang ada di Indonesia tidak akan melakukan tindakan yang bersifat teror, karena tidak memiliki motif teologis yang kuat.
Baca: Dituduh Ngemis Liburan ke AS Cuma Dibayar Postingan Instagram & Youtube, Atta Halilintar Meradang
Berbeda dengan kelompok Sunni yang memiliki motif teologis yang kuat.
"Kelompok-kelompok yang berasal dari Iran umumnya beraliran Syiah dan mereka umumnya tidak militan seperti kelompok-kelompok Sunni," kata Al Chaidar saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (5/1/2019).
Minta semua pihak menahan diri
Terbunuhnya Jenderal Iran Qassem Soleimani karena serangan rudal Amerika Serikat, Jumat (3/1/2020), memicu kemarahan besar Tehran.
Kabar tersebut kemudian memunculkan perang dunia ketiga sebagai trending topic di media sosial.
Terkait hal itu, Indonesia menyerukan semua pihak menahan diri agar tidak memperburuk situasi yang ada.
Demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun, Minggu (5/1/2019).
"Indonesia prihatin dengan eskalasi situasi yang terjadi di Irak. Kami meminta semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi," tulis rilis tersebut.
Baca: Hubungan Iran dan AS Memanas Setelah Qasem Soleimani Terbunuh, KBRI Tehran Imbau WNI Jauhi Keramaian
Baca: MUI Kutuk Pembunuhan terhadap Jenderal Qasem Soleimani
Baca: Bunuh Jenderal Iran, Presiden Donald Trump Didemo Rakyat Amerika
Pemerintah juga menghimbau warga negara Indonesia (WNI) di Irak untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.
Jika memerlukan informasi atau bantuan, WNI dapat menghubungi Hotline KBRI Baghdad +9647500365228.
Tercatat ada sekitar 850 WNI tinggal di Irak, yang sebagian besar merupakan mahasiswa, pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKI, maupun WNI yang menikah dengan warga lokal.
Baca: Makin Panas, Tentara AS Serang Milisi Irak Dukungan Iran di Utara Baghdad
Selain itu KBRI Tehran juga mengeluarkan sejumlah imbuan bagi WNI dan diaspora yang berada di Irak, satu di antaranya adalah mengimbau WNI agar menghindari tempat-tempat kerumunan massal atau rawan serta berpotensi timbulnya konflik, atau wilayah yang rawan sasaran serangan.
Warga Amerika ditarik keluar dari Irak
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad mendesak warganya keluar dari Irak usai serangan udara yang menewaskan jenderal Iran Soleimani pada Jumat (3/1/2019).
Peringatan keamanan itu dikeluarkan Kedubes AS pada Jumat pagi waktu setempat.
Kedubes AS menyatakan, warganya dapat menempuh sejumlah transportasi untuk segera keluar dari Irak, baik berangkat melalui maskapai penerbangan jika memungkikan, jika tidak bisa, menuju negara lain melalui jalur darat.
Seperti dikutip dari Reuters, desakan untuk menarik warga Paman Sam itu keluar lantaran terdapat kecaman balas dendam dari Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami untuk melancarkan penumpasan sebagai balas dendam.
Baca: Jenderal Qasem Soleimani Tewas di Tangan AS, Pemimpin Tertinggi Iran Bersumpah Akan Balas Dendam
Sebelumnya, selain Pemimpin militer Iran Qasem Soleimani, komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, juga tewas dalam serangan yang sama di Bandara udara di Baghdad.
Dikutip dari AFP, Pentagon menyatakan, serangan tersebut merupakan arahan dari Presiden AS Donald Trump.
Serangan rudal
Pemimpin militer Iran Qasem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, tewas dalam serangan rudal Amerika Serikat di Bandara udara di Baghdad, Jumat (3/1/2019).
Dikutip dari AFP, Pentagon menyatakan, serangan tersebut merupakan arahan dari Presiden AS Donald Trump.
Soleimani tewas saat hendak menuruni pesawat.
Baca: Sosok Mayor Jenderal Qassim Soleimani, Pimpinan Elite Iran yang Tewas, Dijuluki AS Musuh Tangguh
Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mendeklarasikan hari berkabung nasional selama tiga hari atas kematian Soleimani.
"Mereka yang membunuh Soleimani akan mendapatkan pembalasan yang sangat kejam," katanya.
Baca: Sosok Mayor Jenderal Qassim Soleimani, Pimpinan Elite Iran yang Tewas, Dijuluki AS Musuh Tangguh
Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerang kedutaan besar (kedubes) Amerika Serikat di Baghdad.
Insiden itu merupakan balasan dari AS yang membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.