Konflik Iran-AS Kian Memanas, Ini Dampaknya Bagi Indonesia
Amerika Serikat menewaskan komandan tinggi militer Iran Qasem Soleimani dalam serangan udara di Irak pada hari Jumat (03/01).
Editor: Hasanudin Aco
Dalam melawan ISIS sepanjang sekitar delapan tahun terakhir, Soleimani menjalin hubungan dengan pemerintah Irak dan Suriah untuk membentuk pasukan gabungan di luar tentara resmi.
Hal itu ia lakukan dengan izin pemerintahan kedua negara itu dan juga bekerjasama dengan tentara nasional Irak dan Suriah, jelas Dina.
Ia sebut bahwa tujuan milisi gabungan ini adalah melawan kelompok ISIS dan berbagai milisi yang berafiliasi dengan Al-Qaeda di Irak dan di Suriah.
"Oleh karena itu, pihak ISIS dan Al-Qaeda, terlihat dari berbagai pernyataan mereka, atau komentar-komentar mereka yang muncul di media sosial, baik juga di website kelompok-kelompok radikal ini, yang menganggap bahwa Soleimaini ini adalah musuh besar mereka," ujar Dina.
Ia menambahkan bahwa di Indonesia sendiri sebelumya ada warga maupun kelompok-kelompok radikal dan teroris yang terafiliasi dengan ISIS dan afiliasi Al-Qaeda di Irak dan Suriah.
"Sekarang ketika Soleimaini, atau tokoh yang dianggap musuh ini sudah tidak ada lagi, tentu logikanya, kelompok-kelompok ini punya semangat baru, artinya bangkit lagi untuk kembali berkonsolidasi, dan yang saya khawatirkan di Indonesia juga melakukan hal yang sama," jelas Dina.
Namun ia menjelaskan, kepentingan pemerintah Indonesia saat ini yang paling ditekankan adalah agar tidak terjadi perang Iran dan AS.
Pelaksana tugas juru bicara kementerian, Teuku Faizasyah, mengatakan bahwa Retno Marsudi - pada masing-masing pertemuan - menyampaikan pesan harapan Indonesia agar masing-masing pihak dapat menahan diri.
"Ibu Menteri Luar Negeri menyampaikan harapannya agar kedua pihak dapat melakukan de-eskalasi ketegangan di sana," jelas pelaksana tugas juru bicara Kemenlu Teuku.
"Kita tidak menyampaikan di luar harapan kita adanya de-eskalasi dan menggarisbawahi bahwa keteganggan dan eskalasi dari permasalahan yang ada antara Amerika Serikat dan Iran akan memiliki dampak yang luas, tidak hanya di negara-negara di kawasan tetapi juga pada negara-negara di dunia pada umumnya, termasuk gangguan terhadap perekonomian global."
Teuku juga mengatakan bahwa terkait konflik ini, pemerintah juga memiliki keperdulian khusus terhadap warga negara Indonesia yang berada di Iran, sehingga pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran pun sudah mempersiapkan langkah-langkah mitigasi dan kontigensi untuk jika konflik meluas.
"Sekiranya konflik meledak atau meluas ya kita harus melakukan langkah-langkah penyelamatan warga negara kita," ujar Teuku.
Apa himbauan Kemenlu bagi WNI di Irak, Iran dan negara sekitar?