Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gunung Taal di Filipina Meletus, BNPB Pastikan Indonesia Tak Terdampak Abu Vulkanik

Erupsi Gunung Taal di Filipina tak berdampak terhadap Indonesia, BNPB pastikan abu vulkanik tak melanda Nusantara

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Gunung Taal di Filipina Meletus, BNPB Pastikan Indonesia Tak Terdampak Abu Vulkanik
BNPB - InAWARE
Daerah terdampak erupsi Gunung Taal di Filipina 

TRIBUNNEWS.COM - Erupsi Gunung Taal, di Filipina tak membawa dampak bagi Indonesia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan bahwa wilayah Indonesia tidak terdampak abu vulkanik dari erupsi Gunungapi Taal.

Demikian berdasar keterangan tertulis yang diterbitkan dalam laman resmi BNPB pada Senin (13/1/2020) siang.

Baca: ADA Petir di Erupsi Gunung Taal Filipina, Penjelasan BMKG Terjadinya Petir pada Erupsi Gunung Berapi

Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Api Taal meletus pada kemarin Minggu (12/1/2020).

RIbnuan warga dievakuasi hingga penerbangan di Filipina terganggu.

Warga memotret erupsi Gunung Taal di wilayah Cavite, Filipina, Minggu sore pukul 17.30 (12/1/2020).
Warga memotret erupsi Gunung Taal di wilayah Cavite, Filipina, Minggu sore pukul 17.30 (12/1/2020). (PHIL STAR)

Sementara itu, mennurut pengamatan BNPB melalui InaWARE, kolom abu vulkanik dari erupsi Gunung Taal terpantau menjauhi wilayah Indonesia.

Arah abu vulkanik menuju arah timur laut atau mengarah ke Samudera Pasifik dari kawah yang terletak di tengah Danau Taal.

Berita Rekomendasi

Berdasarkan laporan otoritas resmi Filipina, kolom abu teramati dengan ketinggian sekitar 1 kilometer dari kawah utama.

Pihak Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) mengatakan abu erupsi jatuh ke wilayah yang paling dekat dengan kawah meliputi Tagaytay, Batangas dan Cavite.

Debu vulkanik tersebut juga menyelimuti Silang dan Amadeo di Cavite dan Calamba, Santa Rosa dan San Pedro City di Provinsi Laguna.

Sejumlah sekolah di regional Calabarzon, Luson Tengah dan Metro Manila diliburkan demi alasan keselamatan dan kesehatan.

Menurut Badan Pengurangan Risiko dan Manajemen Bencana Alam Filipina, sekitar 6000 penduduk telah dievakuasi ke Batangas, dan paling banyak berasal dari San Nicolas, Balete dan Talisay.

Hingga sejauh ini belum ada laporan mengenai korban jiwa.

Selain itu erupsi Gunung Taal juga membuat Bandara Internasional Ninoy Aquino ditutup sementara dan semua penerbangan dibatalkan demi alasan keamanan dan keselamatan.

Baca: Kemenlu Katakan KBRI Manila Siap Bantu Evakuasi WNI Terdampak Erupsi Gunung Taal Filipina

Kabar WNI di Filipina

KBRI Indonesia di Malina telah mengambil tindakan pascabencana untuk Warga Negara Indonesia (WNI).

Langkah antisipasi hingga rencana evakuasi telah digelar sehubungan dengan adanya bencana erupsi Gunung Taal.

“Kami mengimbau kepada seluruh WNI untuk mematuhi peringatan bencana yang disampaikan pemerintah Filipina,” demikian pengumuman resmi KBRI Indonesia di Manila melalui situs akun Facebook resminya.

Kementerian Luar Negeri menyiapkan operasi evakuasi terhadap 170 mahasiswa Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Cavite, wilayah terdampak erupsi cukup parah.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Filipina atas dampak erupsi Gunungapi Taal tersebut.

Daerah terdampak erupsi Gunung Taal di Filipina
Daerah terdampak erupsi Gunung Taal di Filipina (BNPB - InAWARE)

Petir pada erupsi Gunung Taal

Video viral menunjukkan kilatan petir saat terjadinya erupsi Gunung Taal di Filipina.

Kilatan petir tampak keluar dari kawah gunung dan menjalar naik ke langit.

Tak hanya sekali, cahaya yang muncul dari terjadinya petir merambat seiringan dengan melebarnya asap erupsi Gunug Taal.

Seperti ini videonya.

Lalu bagaimana bisa petir muncul pada erupsi gunung berapi.

Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan.

Dikutip dari keterangan tertulis BMKG, melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan, petir pada erupsi gunung berapi memang benar bisa terjadi.

Petir vulkanik

Sebagian besar atom atom, pada awalnya netral.

Tetapi dengan banyaknya energi bebas yang hadir, dengan suhu sekitar 1500 Kelvin, tentu ada energi yang cukup untuk melempar keluar elektron yang terikat lemah dari beberapa atom yang mengikat mereka.

Sementara pada saat yang sama ada atom atom yang ingin mengambil elektron yang baru dibebaskan ini, juga dapat dengan mudah melakukan hal tersebut.

Sehingga menciptakan sejumlah besar ion ion positif dan ion ion negative (tahap 2), proses selanjutnya adalah memisahkan banyak muatan muatan negatif dari banyak muatan muatan positif. (tahap 3.)

Dan kita harus memisahkan mereka, dengan jarak yang cukup, untuk mendapatkan beda potensial listrik yang akan menyebabkan sambaran petir. (tahap 4.)

Teori yang lain berpendapat adanya tabrakan partikel yang dikeluarkan saat erupsi dapat mentransfer muatan satu sama lain dan berubah menjadi massa positif atau negatif, kemudian terjadi (Ionisasi) pemisahan muatan terjadi dengan proses yang disebut aerodynamic sorting.

Pemisahan muatan menjadi ion-ion terjadi karena adanya potensial ionisasi antara awan-awan vulkanik.

Dengan adanya pemisahan antara partikel positif dan negatif, dapat memberikan saluran untuk listrik mengalir.

Saat itulah petir dapat terjadi, dimana volkanologis percaya bahwa itu ada hubungannya dengan seberapa cepat partikel berukuran berbeda menetap.(James William, Binus University)

Teori yang lain juga berpendapat bahwa partikel yang lebih besar mungkin memiliki muatan positif dan partikel yang lebih kecil mungkin memiliki muatan negatif dan sebagai partikel yang lebih besar jatuh lebih cepat, yang mungkin membuat pemisahan yang diperlukan untuk menghasilkan petir.

Masih menjadi misteri bagaimana mekanisme ini terjadi.

Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas erupsi gunung berapi bukan pemicu secara langsung terjadinya petir, jadi meskipun terjadi erupsi utama, tidak berarti kejadian petir memiliki kuantitas yang paling besar.

Baca: Phivolcs: Muntahan Material Vulkanik Erupsi Gunung Taal Menutupi Wilayah Barat Daya

Gunung Taal erupsi, trending Twitter

Gunung Taal di Filipina meletus kemarin Minggu (12/1/2020) sore waktu setempat.

Topik Gunung Taal meletus menjadi trending topic di Twitter dengan tagar #PrayForPhilippines.

Lebih dari 28 ribu cuitan tagar #PrayForPhilippines tercatat hingga Senin (13/1/2020) pagi hari ini.

Adapun 200 ribu warga terdampak dan dievakuasi di tempat pengungsian.

Puluhan gempa menyusul pascagunung paling aktif di Filipina itu erupsi.

Sementara itu, erupsi Gunung Taal di Filipina juga mengakibatkan penerbangan terganggu, bandara ditutup sementara.

Inilah fakta terbaru yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.

Pray For Philippines Trending twitter Senin 13 Januari 2020 pagi
Pray For Philippines Trending twitter Senin 13 Januari 2020 pagi

1. Fase berbahaya

Dikutip dari bloomberg.com, ilmuwan setempat memperkirakan gunung berapi tersebut berada dalam fase yang berbahaya.

Letusan akan berdampak pada lingkungan sekitar.

"Letusan berbahaya dapat terjadi dalam beberapa jam hingga berhari-hari," kata Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina pada hari Minggu ditulis bloomberg.com.

2. Evakuasi radius 14 kilometer

Aktivitas gunung berapi di kawah utama telah meningkat disertai dengan letusan.

Letusan mengarah ke atas berikut uap dan yang menyebabkan 52 gempa vulkanik.

Demikian laporan Dewan Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen Nasional setempat pada  Senin dini hari.

Otoritas etempat menegaskan, evakuasi dilakukan radius 8,5 mil (14 kilometer) dari gunung berapi.

3. Status meningkat, Gunung Taal Siaga 4

Dikutip dari philstar.com,Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) meningkatkan status siaga Gunung Taal menjadi Siaga 4.

Artinya letusan diperkirakan berpotensi terjadi setelah gunung berapi teersebut memuntahkan abu dan batu setinggi satu kilometer kemarin sore.

Menurut posting media sosial, hujan abu melanda wilayah Tagaytay dan Silang, Cavite; Talisay, Batangas; Cabuyao, Laguna; dan juga kota Parañaque, Makati, Las Piñas, Muntinlupa, Taguig dan bagian lain dari Metro Manila.

Aktivitas di semua tingkatan, publik atau swasta, di seluruh Metro Manila ditunda hari ini.

Serta di Provinsi Cavite dan Kota Batangas di Talisay, Balete, Mataas na Kahoy, Cuenca, Alitagtag, Sta. Teresita, San Nicolas, Agoncillo dan Laurel.

Departemen Pendidikan setempat menyimpulkan, pelajaran di sekolah ditangguhkan sementara berdasar koodinasi pemerintah daerah setempat.

4. Penerbangan terganggu

Erupsi Gunung Taal menyebabkan penerbangan di Filipina terganggu.

Masih dikutip dari philstar.com,operasi penerbangan di Bandara Internasional Ninoy Aquino telah ditangguhkan.

Penumpang disarankan untuk berkoordinasi dengan maskapai penerbangan masing-masing untuk informasi lebih lanjut.

Tiga penerbangan inbound Philippine Airlines (PAL) dialihkan ke Bandara Internasional Clark.

PAL juga membatalkan semua penerbangan yang dijadwalkan berangkat Manila mulai pukul 7 malam sampai 11 malam hari Minggu.

“Kawah utama Gunung Api Taal telah meningkatkan aktivitas letusannya, menghasilkan letusan yang membumbung setinggi satu kilometer, disertai dengan getaran vulkanik dan gempa bumi yang terasa di Pulau Volcano dan barangay di Agoncillo, Batangas. Ashfall saat ini dihujani di sektor barat daya Taal, ”kata Phivolcs.

Bencana di Filipina

Gunung Api Taal adalah obyek wisata dan merupakan satu gunung berapi paling aktif di negara ini.

Filipina adalah salah satu negara paling rawan bencana di dunia.

Setiap tahun Filipina, dilanda sekitar 20 topan, negara ini juga menjadi "Cincin Api Pasifik" dan sering dilanda gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Antara tahun 2000 dan 2016, bencana alam di Filipina menyebabkan lebih dari 23.000 warga tewas dan berdampak pada 125 juta orang.

Pada 2018, puluhan ribu orang diungsikan sebagai Gunung Berapi Mayon, salah satu tempat wisata utama Filipina karena kerucutnya yang nyaris sempurna, meletus.

Ada 24 gunung berapi aktif di Filipina, dengan Taal dianggap sebagai yang paling aktif kedua.

Pada Desember, 19 orang di Filipina tewas setelah lantaran terdampak pulau gunung berapi Selandia Baru yang tiba-tiba meletus dalam ledakan kuat uap, gas, dan abu.

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas