Kisah Khoe Tjioe Liang, Dokter TNI di Balik Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan Revolusi
Ia merupakan satu dari sembilan anggota Kesatuan Intai Para Amphibi (Kipam) Marinir yang kini telah menjadi Batalyon Intai Amfibi (Taifib).
Editor: Hasanudin Aco
Kemudian pada pukul 12.30 WIB, Prajurit Satu (Mar) Subekti masuk ke sumur dan mengikat dua jenazah sekaligus, yakni Mayjen TNI S Parman dan Mayjen TNI Suprapto.
Selanjutnya, pukul 12.55 WIB, Kopral (Mar) Hartono yang mendapat giliran masuk ke sumur dan mengikat dua jenazah terpisah.
Satu per satu kemudian jenazah itu diangkat dan diidentifikasi sebagai Mayjen TNI MT Haryono dan Brigjen TNI Sutojo.
Sekitar pukul 13.20 WIB, Sersan Saparimin kembali masuk dan berusaha mengangkat jenazah yang telah diikat pada kesempatan masuk kedua. Jenazah tersebut diketahui merupakan Letjen TNI Ahmad Yani.
Setelah itu sekitar pukul 13.40 WIB, giliran Kapten (Mar) Winanto turun dan mendapati jenazah Brigjen TNI DI Panjaitan.
Semua jenazah kemudian dimasukkan ke dalam peti dan dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto untuk disemayamkan. Sementara, Tim Kipam dipanggil Pangkostrad yang turut menyaksikan proses evakuasi tersebut.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Tim Kipam bersama Kapten (Czi) Sukendar meninggalkan Lubang Buaya menuju Markas Kostrad untuk melapor kepada Kepala Staf Kostrad Brigjen TNI Kemal Idris.
Selanjutnya, pukul 17.30 WIB, Tim Kipam melapor kepada Panglima Marinir di Mabes Marinir dan dilanjutkan melapor kepada Panglima Angkatan laut.
Baca: Video Sejarah 54 Tahun Lalu, Pengangkatan 7 Jenazah Pahlawan Revolusi di Sumur Lubang Buaya
Baca: G30S 1965 - Kronologi Penculikan 6 Jenderal & 1 Perwira, dari Ahmad Yani hingga AH Nasution