Sunda Empire Klaim PBB & Pentagon Lahir di Bandung, Rangga: Sejarah Diplesetkan Sejak Zaman Soekarno
Ki Ageng Rangga Sasana kembali membuat gempar dengan pernyataannya bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terbentuk pertama kali di Bandung.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Petinggi Sunda Empire Earth Empire, Ki Ageng Rangga Sasana kembali membuat gempar dengan pernyataannya bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terbentuk pertama kali di Bandung.
Setelah mengaku kelompoknya dapat menyelamatkan bumi dan menghentikan ledakan nuklir, kembali publik dihebohkan dengan pernyataan sejarah versi Sunda Empire.
Tak hanya membahas sejarah berdirinya PBB, Rangga Sasana juga menyebut badan kemiliteran Amerika, Pentagon lahir di Bandung.
"PBB lahir di Bandung, Pentagon lahir di Bandung, perlu tahu sejarah Indonesia nanti," kata Rangga, dilansir Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne Selasa, (21/1/2020).
Adapun pernyataan Rangga tersebut dibantah oleh kerabat Pakualaman, Roy Suryo.
"PBB tidak lahir di Bandung, Pak," kata Roy Suryo
Tak terima bantahan Roy, Rangga justru menganggap mantan Meteri Pemuda dan Olahraga tersebut buta akan sejarah.
"Kacau nih, halu," kata Roy Suryo diiringi gelak tawa audiens di studio tersebut.
Rangga pun akhirnya mencoba menjelaskan atas pembagian negara dan wilayah pemegang tanggung jawab PBB berdasarkan tatanan bumi yang ia anut tersebut.
"Nanti kita buka. Kenapa PBB itu dipindah ke Amerika, dan Amerika mendapatkan tugas security council, kenapa Inggris dapat defense council, bagaimana Belanda mendapat sebagai mahkamah internasional," tegasnya membuka pembahasan.
Menurutnya, Indonesia perlu dibangun dari sejarah dan leluhur yang besar.
Lebih lanjut, ia menyebut munculnya Sunda Empire sebagai tatanan pewaris bangsa harus diteruskan.
Pihaknya juga mengungkapkan kekecewaaan sebab banyak sejarah Indonesia yang diplesetkan di zaman Presiden Soekarno.
Petinggi Sunda Empire tersebut pun meyakini bahwa PBB berada di bawah kekuasaan kekaisarannya.
"Sayang sekali Republik Indonesia kita di zaman Bung Karno telah diplesetkan atas sejarahnya," kata Rangga.
Hal itu terkait adanya kedaulatan Indonesia saat sang Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno ditinggalkan PBB.
Pria yang memiliki nama asli Edi Raharjo tersebut akhirnya menjelaskan sejarah PBB.
"Jadi sebenarnya PBB itu siapa sih? Ini nanti kita lihat adalah pada posisi, di atasnya PBB itu De Heeren Zeventien. De Heeren Zeventien adalah kekaisaran Sunda. Itulah nanti kaisarnya ada," ujar Rangga penuh keyakinan.
Karni Ilyas selaku pembawa acara tersebut kembali mempertanyakan persoalan yang telah Rangga nyatakan.
"Jadi PBB di bawahnya?" tanya Karni Ilyas.
"Di bawahnya De Heeren Zeventien!" tegas Rangga.
Sementara, Rangga juga menyampaikan di dalam kekaisaran Sunda, ia menjabat sebagai sekretaris jendral di De Heeren Zeventien.
Sebelumnya, ia sempat menjabarkan sejarah tentang Sunda Empire yang disebutnya kekaisaran matahari.
Menurut penjelasan petinggi Sunda Empire tersebut, kelompoknya sudah ada sejak zaman Alexander The Great yang sudah ada sejak zaman 324 sebelum Masehi.
Alexander The Great yang dikenal sebagai Aleksander Agung merupakan raja dari Kekaisaran Makedonia, sebuah negara di daerah Timur Laut Yunani.
Ada pun soal De Heeren Zeventien merupakan sekelompok panitia berjumlah 17 orang yang ada sejak Perang Dunia II.
Lebih dalam, ia bahkan menyebut panitia tersebut ada sejak jatuhnya bom Hirosima Nagasaki.
"Sejak bom Hiroshima Nagasaki dihancurkan, maka seluruh pemerintahan bumi, dinolkan. Lalu pada saat itu, Kekaisaran Sunda selaku pemilik atas sertifikat bumi Alen Dilen yaitu atas dinasti Padjajaran Siliwangi meneruskan atas tatanan bumi diberikan kepada Vatikan," paparnya.
Terbentuknya NATO (North Atlantic Treaty Organization) Menurut Petinggi Sunda Empire
Tak hanya persoalan PBB, Rangga menyinggung sebuah gedung Isola yang kini berada di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat.
"Jadi Isola itu adalah terbentuknya atas NATO di situ. NATO itu ABCD. Perlu Paham itu. NATO dibangun oleh PBB," katanya.
Ia menambahkan, saat itu tidak ada pemerintahan yang boleh membangun pasukan atau polisi tanpa izin dari kekaisaran Sunda Empire.
Saat ditanya soal terbentuknya NATO, Rangga menyampaikan NATO dibentuk setelah Perang Dunia II.
Hal itu atas dasar tatanan wilayah ABCD, yakni A (American), B (British), C (Canada), dan D (Diplomatic International yaitu Bandung).
"Corps Diplomatic International. Jamannya itu dari dulu. Makanya itu Banda-Indung, Bandanya Ibu. Itu harus kita buka itu Bandung," tegas Rangga.
Kebenaran Pernyataan Ki Ageng Rangga Sasana
Adanya pernyataan yang kontroversial yang keluar dari Ki Agung Rangga Sasana yang mengaku sebagai Petinggi Kekaisaran Sunda Empire Earth Empire, membuat publik heboh.
Banyak yang mengkritisi bahkan menertawakan segenap pernyataan dari Rangga Sasana tersebut.
Ditakutkan seperti kasus kraton fiktif bernama Kraton Agung Sejagad, Kepolisian Daerah Jawa Barat pun terus mendalami persoalan tentang Sunda Empire.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan pihak kepolisian saat ini tak berhenti mengusut dan meneliti soal Sunda Empire.
"Nanti akan kita cek, kita teliti, bersama teman-teman dari ahli sejarah, budayawan Sunda, kan yang menyampaikan ini katanya ada sertifikat dari NATO," kata Saptono, dilansir Kompas.com (21/1/2020).
Selain itu, pihak kepolisian juga menggali informasi di kampus UPI, Jawa Barat yang diketahui pernah digunakan Sunda Empire untuk berkegiatan.
Adapun Direktorat Reserse Kriminal Umum telah memeriksa pemimpin Sunda Empire berinisial NB dan A.
NB diketahui pernah mengaku dan menyebut dirinya sebagai Perdana Menteri Sunda Empire.
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)