Siapa Sangka, Ternyata Ketua KPK Firli Bahuri Pernah Gagal Lolos Tes Jadi Polisi
Di balik sebuah pencapaian yang tinggi, ternyata ada sebuah perjuangan berat yang harus Firli lalui.
Penulis: Deodatus Pradipto
Pendek kata, semua urusan dunia, mulai dari orang lahir sampai meninggal dunia, itu adalah urusan polisi. Dan saya lihat waktu saya di kampung ada satu sosok polisi yang betul-betul luar biasa, setiap hari ada di kampung saya.
Waktu di Lemhanas Anda bercerita orangtua Anda tidak mencatat tanggal kelahiran Anda. Apa itu benar? Padahal kalau kita tahu dari internet Anda lahir 8 November. Bagaimana itu bisa memilih tanggal tersebut?
(Tertawa) Jadi seperti yang saya bilang, bahwa kalau kita lihat, saya itu kan lahir di kebun karet. Waktu itu saya tanya, setelah saya mau masuk SD, saya tanya ibu saya, "Mak, ini saya lahir tahun berapo?" "Kenapo?" "Hendak mengisi data". "Tahun berapalah kira-kira?" "Pokoknya kira-kira dua tahun sebelum PKI meletus." Itu satu.
Kedua, ibu saya bilang, "Saat saya menanam karet ini, kau lahir." Nah, karet itu dalam tujuh tahun sudah bisa disadap. Dihitung saja mundur. Nah, begitulah ceritanya.
Kalau terkait dengan 8 November itu, memang saat itu saya mengisi data. Tanggal 8 bulan 11 (tertawa). Nah, itu ceritanya. Akhirnya kita tulis saja, 8 November 63. Pokoknya masuk SD (usia) enam tahun, pokoknya begitu. Padahal saya dulu waktu SD begini kan (ukur panjang tangan ke telinga), belum sampai ke telinga saya.
Dan kakak saya masuk SD itu delapan tahun. Awalnya saya hanya mendampingi, menemani ikut-ikutan masuk kelas. Tapi perjalanan saat di kelas, saya justru lebih banyak menguasai pelajaran itu, walapun saya numpang. Lanjut sampai kelas VI. Begitu mau naik ke kelas VI, justru kakak saya tidak naik, saya naik.
Jadi kakak saya tertinggal satu tahun di bawah saya. Saya sudah kelas VI, kakak saya ngulang lagi kelas 5. Jadi tanggal itu saya tidak tahu. Makanya saya bilang, saya tidak tahu persis berapa tanggal lahir saya, tapi itulah yang saya buat saat saya isi blangko tanggal 8 bulan 11.
Kami dapat cerita dulu waktu SD Anda harus berjalan kaki sejauh delapan kilomter untuk menuju sekolah. Apakah itu betul?
Iya betul. Jarak dari rumah ke sekolah delapan kilometer. Berarti setiap hari saya jalan kaki 16 kilometer pergi-pulang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.