Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Ingin Perang dengan China, Mahfud MD Tolak Bantuan AS soal Polemik Perairan Natuna

Menko Polhukam, Mahfud MD menolak bantuan dari Amerika Serikat terkait polemik Perairan Natuna.

Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Tak Ingin Perang dengan China, Mahfud MD Tolak Bantuan AS soal Polemik Perairan Natuna
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Kemananan (Menko Polhukam) Mahfud MD 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menolak bantuan dari Amerika Serikat terkait polemik Perairan Natuna.

Mahfud MD mengatakan, saat ini Indonesia tidak memerlukan bantuan dari negara mana pun untuk mengatasi persoalan di Perairan Natuna.

Hal itu disampaikan Mahfud MD saat bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph Donovan Jr.

"Saya bilang enggak perlu kerja sama dengan Amerika soal urusan itu," kata Mahfud di kantor PB Nahdlatul Ulama, Jakarta, Sabtu (25/1/2020), dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, akan terjadi konflik antara Indonesia dengan China, apabila kita menerima bantuan dari Amerika Serikat.

Ia hanya akan berupaya untuk mengusir kapal-kapal China dari Perairan Natuna.

"Kalau kita kerja sama dengan Amerika, berarti kita perang dengan China. Padahal kita tidak (bersengketa). Pokoknya kita usir," kata dia.

BERITA REKOMENDASI

 "Sehingga kita tidak terjebak pada perang proksi. Kita enggak mau, enggak ada perundingan dengan China. Enggak perlu bantuan (AS)," lanjutnya.

Mahfud MD mengatakan, Indonesia berpegang pada Konvensi United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982.

Konvensi tersebut menyatakan, kawasan Perairan Natuna merupakan bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD. (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Mengutip Wartakotalive.com, Mahfud MD dengan tegas menyebut, Indonesia tidak akan melakukan perundingan dengan China terkait polemik Perairan Natuna.

"Saya katakan (kepada) Cina, kami pokoknya tidak akan ada negosiasi," katanya, Sabtu (25/1/2020).


"Tidak akan ada tawar-menawar mengenai Laut Natuna Utara atau Laut Cina Selatan, tidak ada," jelasnya.

"Pokoknya kami tidak mau berunding soal itu," tegas Menko Polhukam.

Ia mengungkapkan, Indonesia akan mempertahankan hak berdaulatnya.

Indonesia akan mengusir siapapun yang masuk tanpa ada izin.

"Kita pertahankan itu. Mereka masuk kita usir, siapa pun yang masuk tanpa izin sesuai hak berdaulat Indonesia ya kita usir," ungkapnya.

"Tidak ada perundingan, tidak ada nego, tidak ada tawar-menawar," tegas Mahfud MD.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD (Tribunnews/Vincentius Jyestha)

Tak Ada Perselisihan antara Indonesia dengan China

Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian mengatakan, negaranya tidak mempunyai polemik dengan Indonesia terkait Perairan Natuna.

Xiao Qian menyebut, polemik tersebut karena adanya overlapping atau tumpang tindih area perairan.

Hal ini disampaikan Xiao Qian usai bertemu dengan anggota Komisi I DPR, Syarief Hasan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

"Pertama, tidak ada perselisihan antara Indonesia dengan China terkait teritorial kita," kata Xiao Qian.

"Perselisihan sebenarnya adalah karena ada overlapping area perairan. Dan ini berbeda dari perselisihan teritorial," lanjutnya.

Ia mengungkapkan, China mengakui Perairan Natuna adalah milik Indonesia.

Duta besar (Dubes) Cina untuk Indonesia Xiao Qian.
Duta besar (Dubes) Cina untuk Indonesia Xiao Qian. (Chaerul Umam/Tribunnews.com)

China pun memiliki teritori sendiri yang tidak pernah dipersoalkan oleh Indonesia.

"Tapi antara Indonesia dengan Cina tetap dapat berteman baik," jelasnya.

Terkait adanya nelayan yang melakukan aktivitas di Natuna, Xiao mengatakan, hal itu dapat diselesaikan melalui jalur diplomatik.

Xiao Qian berujar, hal tersebut tak jadi masalah meski ada perbedaan pandangan.

"Dan dari pandangan yang berbeda tentang isu ini, kita akan membicarakan persoalan ini di negara kita melalui dialog diplomatik, seperti yang kita lakukan sebelumnya. Pembicaraan di antara para dubes, menteri, kita akan membicarakan itu," jelasnya.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Tsarina Maharani) (Wartakotalive.com/Chaerul Umam/Gita Irawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas