Ronny F Sompie Dicopot dari Jabatan Dirjen Imigrasi karena Kasus Harun Masiku, Ini Profilnya
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly mencopot Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie dari jabataanya, Selasa (28/1/2020).
Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly mencopot Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie dari jabataanya, Selasa (28/1/2020).
Pencopotan Ronny F Sompie terkait dengan kasus Harun Masiku.
Ronny dianggap paling bertanggungjawab atas luputnya pengawasan terhadap Harun Masiku yang ternyata sudah kembali ke Indonesia pada 7 Januari 2020.
Yasonna memastikan Ronny F Sompie dicopot dari jabatan Dirjen Imigrasi per hari ini.
Menurut Yasonna, Ronny F Sompie dicopot agar tak ada konflik kepentingan.
"Per siang ini," ujar Yasonna kepada awak media di Istana Negara Jakarta sebagaimana dikutip dari KompasTV.
Profil Ronny F Sompie
Dikutip dari TribunManado, Ronny Franky Sompie adalah putera Asal Sulawesi utara dari Desa Sukur, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) yang pernah menduduki jabatan penting di Mabes Polri sebagai Kepala Divisi Humas Mabes Polri tahun 2013.
Pria kelahiran Surabaya pada 17 September 1961 ini, memulai karirnya di dunia kepolisian setelah lulus di AKPOL pada tahun 1984 dengan berkarir sebagai perwira staf di PTIK Jakarta (1984-1988).
Tahun berikutnya yaitu, 1988-1989 Kanit Crime Squad Polwiltabes Surabaya.
Selepas menjadi Kapolsek Pabean Cantikan Surabaya di tahun 1990-1991 dan berkarir di AKPOL selama 4 tahun yaitu 1991-1994, beliau memulai karirnya di ibukota dari tahun 1994-1998.
Di ibukota, beliau menjabat sebagai Kanit Vice Control Ditreskrim Polda Metro Jaya, Kasat Reserse Polres Metro Jakarta Barat, dan Wakapolres Metro Jakarta Pusat.
Selanjutnya, beliau berkarir sebagai Kasatreskrim Polwiltabes Bandung (1998–1999).
Karier Ronny semakin menanjak saat beliau berkiprah sebagai Kasat Tindak Pidana Tertentu Polda Jatim dan Kasat Tindak Pidana Umum Polda Jatim (2000 – 2002), selanjutnya sebagai Kapolres Gresik (2002 – 2003) dan Sidoarjo (2003 – 2005), dan Dirserse Narkoba Polda Jatim (2005).