Warga Wuhan Ungkap Fakta di Balik Virus Corona, Sebut Kejanggalan hingga Resiko Ditangkap Polisi
Seorang pemuda warga kota Wuhan, Cina mengungkap kejanggalan mengenai penyebaran virus Corona.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
Nomor tersebut bahkan selalu sibuk untuk melayani publik.
Bahkan kondisi rumah sakit di Wuhan sangat padat dan sesak oleh pasien virus Corona.
Sejak ditutupnya Kota Wuhan, pasien rumah sakit selalu bertambah jumlahnya.
Di sisi lain, masyarakat yang sakit namun bukan terkena virus Corona terpaksa harus mengunjungi rumah sakit di mana sarang orang terinfeksi virus Corona berada.
5. Warga yang ke rumah sakit belum tentu mengidap virus Corona di tubuhnya
Tidak semua pasien yang datang ke rumah sakit adalah penderita penyakit terinfeksi virus Corona.
Pemuda yang mengaku mempunyai banyak teman yang bekerja di rumah sakit itu mengatakan petugas medis dan dokter banyak yang tidak segera menyuruh pasiennya untuk melakukan registrasi saat ingin berobat dan diperiksa.
"Mungkin awalnya Anda baik-baik saja namun ikut antri berjam-jam, Anda ikut tertular," ungkapnya.
Pasien yang akan berobat terpaksa harus mengantri berjam-jam di antara ratusan pasien lain.
Padahal menunggu antrian pun juga tidak ada jaminan mendapat pelayanan sesegera mungkin.
6. Penanganan pasien yang terinfeksi virus Corona tidak maksimal. Ia menduga virus Corona disebarkan pemerintah melalui medis
Ia mengungkap beberapa dokter hanya mampu memberikan obat radang dan suntikan hormon untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus Corona.
"Jika Anda kuat, mungkin Anda bisa melewati ini. Jika tidak, maka Anda akan mati," katanya.
Namun, tidak semua pasien dapat tertangani dengan baik.
Bahkan banyak pasien terinfeksi virus ini yang menunggu antrian pemeriksaan hingga dirinya meninggal di tempat duduknya.
Di sisi lain, ia mengatakan di antara para pasien terinfeksi virus tersebut ada yang disebut dokter bahwa mereka baik-baik saja.
Dalam hal ini ia mempertanyakan, apakah para medis telah kehabisan alat uji atau sejenisnya?
"Atau mereka sudah sama sekali tidak memiliki sumber daya atau tenaga manusia untuk melakukan pengujian itu," katanya.
Bahkan ia menduga dalam hal ini bahwa penyebaran virus Corona dapat dilakukan oleh pemerintah melalui tim medis.
"Jika Anda seorang penyebar virus, bukankah itu berarti pemerintah atau fasilitas kesehatan menyuruhmu untuk menyebarkan virus itu ke semua tempat dan mengontaminasi orang lain?" tuturnya.
7. Pemuda: Kami rakyat Cina tidak semua mudah untuk dicuci otak!
Kritik atas pemerintah Cina ia ungkapkan untuk menciptakan tekanan publik agar pemerintah Cina mengetahui dan tidak lari dari tanggung jawabnya.
"Mereka (pemerintah) mencoba pergi ke sebuah tempat di Qin Hai dan berpura-pura memberikan instruksi untuk membatasi wabah ini. Instruksi macam apa itu? Anda pikir kami semua bodoh?" katanya.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa ia bersama rakyat Cina lainnya bukanlah orang bodoh yang mudah dicuci otaknya oleh pemerintah.
"Di dalam otak kami mengetahui dengan jelas (menyebutkan skandal politik). Kita bisa mengabaikan itu dan menertawakannya, namun kita tahu bagaimana negara kita ini," ungkapnya.
Adapun kasus virus Corona ini membuat biaya tempat tinggal (rumah), makanan, dan keperluan lainnya semakin tinggi.
Pemuda itu pun juga meminta agar masyarakat di seluruh dunia dapat menyebarluaskan videonya.
"Setidaknya saat ini kami penduduk kota Wuhan benar-benar membutuhkan tekanan dan kesadaran dunia."
"Kami benar-benar tidak berdaya. benar-benar tidak berdaya," pungkasnya.
(Tribunnews.com/ Nidaul 'Urwatul Wutsqa)