Adian Napitupulu Sebut Kasus Harun Masiku Biasa: Bandingkan dengan Data, Bukan Rasa
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Adian Napitupulu, menyebut kasus Harun Masiku bukanlah sesuatu kasus yang luar biasa
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Pravitri Retno W
Politikus PDI-P ini kemudian mencoba membandingkannya kasus Harun ini dengan pihak lainnya.
Dimana sebelumnya terdapat lima ketua partai yang ditangkap, satu diantaranya memiliki dakwaan korupsi berjumlah fantastis.
"Ayo kita bandingkan, ada lima ketua partai ditangkap. Ada yang dakwaan korupsinya sampai Rp 2,3 triliun," ujarnya.
"Lalu kita mau membandingkan itu dengan Harun Masiku yang Rp 900 juta gitu?" imbuhnya.
"Seolah-olah Rp 900 juta itu setara dengan itu dan menjadi sebuah kasus yang sangat luar biasa," jelasnya.
Namun Adian menyebut bukan berarti dirinya mengatakan kasus Harun Masiku tidak perlu diusut.
"Tapi apakah bukan terlalu berlebihan kalau kita bandingkan dengan angka-angka kerugian negara," ungkapnya
Adian kemudian menyinggung terkait pihak-pihak yang menyebut ada pelemahan KPK karena Harun Masiku selama 20 hari ini belum berhasil ditangkap.
Ia menyebut, jika melihat kasus lainnya dimana tersangka kabur hingga berhari-hari bahkan tahunan, tidak ada yang melontarkan terkait pelemahan KPK saat itu.
"Waktu Nazaruddin lari 77 hari tidak tertangkap serta saat neneng lari bertahun-tahun, saya yakin betul Ketua KPK nya bukan Firli dan Menkumhamnya bukan Yasonna Laoly," ungkapnya.
"Siapa? Kita tidak perlu sebut nama, untuk rakyat yang sudah tahu siapa," jelasnya.
"Kenapa saat itu tidak dibilang sebagai pelemahan KPK?" tanya Adian.
"Tetapi orang 19 hari belum ketemu, namun kita bilang KPK dilemahkan," imbuhnya.
Adian kemudian merasa ada ketidakadilan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.