Asfinawati Sebut Sistem Pemerintahan Jokowi seperti Orde Baru, Fadjroel Rachman: Ini Keterlaluan!
Masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Maruf Amin memasuki 100 hari pada Kamis (30/1/2020).
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Mendengar penyataan itu, Juru Bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman lantas menanggapi.
Fadjroel melontarkan pernyataan bahwa perampokan tersebut terjadi di massa orde baru.
"Di massa orde baru ya perampokan itu?" tanya Fadjroel.
Asfinawati membantah jika perampokan itu terjadi di massa orde baru.
"Nggak, di massa sekarang. Saya sangat sedih ya karena ternyata orang di sekeliling Pak Jokowi tidak tahu ini," jelas Asfinawati.
Fadjroel lantas menyebut, bahwa apa yang disampaikan Asfinawati tidak benar.
"Ini keterlaluan menyamakan orde demokrasi yang sudah kita bangun dari 1998 mati-matian kita kawal."
"Kita usahakan bahwa misalnya ada tuntutan kita agar tidak terjadi pelanggaran hak asasi manusia, tidak lagi terjadi korupsi dan kita udah mati-matian."
"Konstitusi sudah kita amandemen dan kita berusaha mengawal sampai hari ini," jelas Fadjroel.
Menurut Fadjroel, pernyataan Asfinawati tersebut sangat tidak tepat.
Pasalnya, menurut Fadjroel, dengan melihat konstitusi saja tidak mungkin era ini sama dengan orde baru.
"Presiden dipilih langsung oleh rakyat cuma dua kali tidak 32 tahun, berbeda."
"Kenapa tiba-tiba ada orang mengatakan sama dengan orde baru," ungkap Fadjroel.
Asfinawati kemudian menegaskan, bahwa yang ia maksud adalah sistem politiknya.
"Itu sistem politiknya, kalau Mas Fadjroel berani nanti saya akan ketemukan dengan petani, dengan buruh, dengan nelayan yang sudah dikriminalisasi yang tanahnya dirampas," ungkap Asfinawati.
Fadjroel menegaskan, dirinya sama sekali tidak setuju jika era sekarang disamakan dengan orde baru.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)