Dua Penumpang Meninggal Terserang Virus Menular, Lion Air Mendarat Darurat di Srilanka
Dua penumpang masuk RS Colombo dan dikarantina sebagai penderita virus menular dan satu dalam kondisi kristis
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pesawat Lion Air dari bandara King Abdul Aziz Saudi Arabia tujuan bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur melakukan pendaratan darurat di Bandar Udara Internasional Bandaranaike di Katunayake, 35 km utara dari Kolombo, Sri Lanka (CMB) pada 12 Januari 2020 dikarenakan alasan medis.
"Berkisar satu jam setelah lepas landas, pilot Lion Air JT-085 menginformasikan kepada petugas lalu lintas udara akan melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke Colombo bahwa terdapat satu
tamu wanita bernama Saringa Albadiah yang segera membutuhkan pertolongan (need immediate medical assistance),"ujar Corporate Communication Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalam pernyataan persnya kepada Tribun, Jumat(31/1/2020).
Namun sayang penumpang wanita bernama Saringa tersebut meninggal dunia setelah posisi pesawat berada di landas parkir (apron) bandara Colombo.
Baca: Usai Terbang dari China, Pramugari Lion Air Dapatkan Perawatan Intensif di Rumah Sakit
Baca: Lion Air Pecat 4 Porter yang Curi Uang Puluhan Juta Rupiah dari Koper Penumpang
Baca: Lion Air dari Wuhan Mendarat di Bali, Begini Perlakuan Otoritas Bandara Terhadap Pesawat dan Crew
Kemudian saat berada di landasan dua penumpang laki-laki bernama Suwadi dan Amadulah juga membutuhkan penanganan medis.
Dari dua penumpang laki-laki tersebut, pria bernama Suwadi dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis dan satu penumpang Amadulah masih menjalani perawatan di ruangan isolasi rumah sakit di Colombo, Srilanka karena diduga terserang virus penyakit menular.
"Lion Air menyampaikan rasa turut prihatin dan rasa duka cita mendalam atas meninggalnya dua tamu
jamaah dimaksud.Lion Air juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dokter dan awak kabin yang telah berupaya memberikan penanganan kepada tamu,"ujar Danang.
Danang mengatakan pendaratan darurat tersebut sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur.
Penerbangan JT-085 pun sudah dipersiapkan dengan baik. Maskapai Lion Air mengoperasikan Airbus 330-300 CEO registrasi PK-LEG, yang membawa 13 kru dan 257 penumpang.
Setiap penumpang sudah mengantongi surat izin medis sebelum penerbangan, dengan melampirkan surat keterangan kelaikan terbang (fitness for air travel/medical information).
Awak kabin lanjut Danang yang bertugas menjalankan tindakan sesuai prosedur dengan mengumumkan dalam kabin apakah terdapat dokter atau petugas medis serta membantu melakukan penanganan.
"Dokter bersama awak kabin sudah memberikan pertolongan pertama. Dokter menyatakan meninggal dunia tamu tersebut ketika pesawat akan mendarat," kata Danang.
Setelah proses penanganan selesai, Lion Air JT-085 mengudara dari Bandaranaike pada Senin (13/ 1/2020) pukul 09.45 waktu setempat dan telah tiba di Bandar Udara Juanda pukul 16.30 WIB.
" Lion Air berupaya dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan senantiasa mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan (safety first).
Lion Air menyatakan, patuh dan menjalankan kebijakan regulator dan standar prosedur operasi perusahaan serta ketentuan internasional,"ujar Danang.
Petugas layanan darat di Bandaranaike bersama pengelola bandar udara dan pusat kesehatan bandar udara (port health) sudah mempersiapkan untuk melakukan pertolongan.
Lion Air JT-085 mendarat normal pukul 01.45 waktu setempat (Time in Colombo, Sri Lanka, GMT+5:30).
"Seluruh pihak terlibat segera melakukan tindakan penanganan dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat," kata Danang.
Sebelumnya di media sosial Youtube tersiar kabar pesawat Lion Air dari Saudi Arabia menuju ke Surabaya melakukan emergency landing pukul 02.45 am di Colombo dikarenakan alasan medis.
Dua penumpang masuk RS Colombo dan dikarantina sebagai penderita virus menular dan satu dalam kondisi kristis, dua penumpang lainnya meninggal saat pesawat mendarat.
Penyebab kematian masih dalam penyelidikan. Semua korban adalah warga negara Indonesia.
Skema Pemulangan WNI dari Cina
Sementara itu terkait virus corona, rencana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Hubei, Cina letak kota Wuhan dan 15 kota lainnya siap dilakukan menunggu hasil koordinasi.
Kementerian Kesehatan pun siap memastikan kondisi kesehatan 249 WNI yang akan pulang mulai dari keberangkatan hingga tiba di Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Pentakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes menjelaskan pertama sebelum dipulangkan dilakukan screening terlebih dulu di Wuhan.
“Itu seperti yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu orang-orang yang dari Tiongkok, semuanya di observasi pemantauan di semua bandara,” ucap Wiendra di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2020).
Kemudian saat masuk ke dalam pesawat seluruh WNI akan mendapatkan health alert card atau kartu kewaspadaan kesehatan yang berisi identitas WNI, data negra yang dikunjungi, hingga riwayat penyakit.
“Kartu ini manfaatnya adalah untuk menyampaikan kepada semua orang yang datang dari Tiongkok, kalau dalam 14 hari merasa panas atau demam atau batuk atau sesak, itu harus ke fasilitas kesehatan,” ucap Wiendra.
Selama di perjalanan juga disiagakan dokter dan perawat untuk memantau kesehatan para WNI dan saat turun dari pesawat kembali lagi dipastikan kondisi para WNI.
“Turun dari pesawat, terus nanti diperiksa.
Jadi rencana pendeknya gitu, pas naik peswat udah ada petugas juga yang mengontrol apakah ada panas apakah ada demam. SOP jelas,” ungkap Wiendra.
Kemudian setelah turun dari pesawat, WNI akan langsung dikarantina selama 14 hari untuk menghindari proses penyebaran penyakit.
Untuk lokasi pasti bandara dan tempat karantina sampai saat ini masih dalam pembicaraan.
Namun Kemenkes siap memberikan layanan dimanapun nanti WNI akan mendarat dan dikarantina.
"Kami siap di mana pun landing pesawat. Bahwa mau Di Jakarta atau Bandung, semua harus siap.
Posisinya adalah karantina. Sudah jelas,” tutur Wiendra.
Pilihan pemulangan WNI ini karena wabah virus novel corona virus (2019-nCov) yang mewabah di Wuhan terus memakan korban hingga lebih dari 170 orang meninggal dunia dan lebih dari 7.000 orang terinfeksi virus ini yang menyebabkan pneumonia.
19 negara juga telah melaporkan kasus kni termasuk Amerika Serikat (AS), Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, maupun Amerika Serikat. (Willy Widianto/Apfia)
Baca: Pramugari Lion Air Dirawat di Rumah Sakit setelah Terbang dari China, Kini Jalani Observasi Lanjutan
Baca: Porter Ditangkap Usai Ketahuan Curi Koper Berisi Uang Puluhan Juta Penumpang Lion Air di Kualanamu
Baca: Mendarat di Manado, Tujuh Penumpang Lion Air dari China Dibawa ke Klinik, Negatif Virus Corona
Baca: Mengenal Natta Kota, Gajah yang Suka Masuk Hotel Bintang Lima