Profil Gus Sholah, Lulusan ITB yang Merintis Kariernya Sejak Masih Kuliah
Rekam jejak dan biografi pengasuh ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) terkait pendidikan Karier Dunia menulis dan Politik
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: bunga pradipta p
Namun hal tersebut gagal karena Amien Rais memilih untuk mendirikan partai sendiri (PAN).
Setelahnya Gus Sholah bergabung dengan Partai Kebangkitan Umat (PKU) yang didirikan oleh Kiai Yusuf Hasyim, dan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat serta Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu.
Setelah mengundurkan diri dari PKU, Gus Solah ikut maju sebagai seorang kandidat Ketua Umum PBNU saat Muktamar NU ke-30 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
Pada 2001, Gus Solah didaftarkan oleh adik iparnya, Lukman Hakim Syaifudin, sebagai calon anggota Komnas HAM dan terpilih sebagai satu dari 23 anggota Komnas HAM periode 2002-2007.
Pada saat yang sama, Gus Solah terpilih sebagai Wakil Ketua II Komnas HAM.
Gus Solah dipinang Golkar untuk maju sebagai Cawapres berpasangan dengan Wiranto.
Deklarasinya dilakukan pada 11 Mei 2004 di Gedung Bidakara, Jakarta.
Kemudian Gus Solah memilih mengundurkan diri dari Komnas HAM dan PBNU, sebagai cara untuk menunjukkan keseriusannya sebagai Cawapres.
Pengasuh Tebuireng
Gus Sholah menjadi pengasuh Tebuireng menggantikan Pak Ud.
Pada 12 April 2006, Gus Solah bertemu dengan Pak Ud untuk mematangkan rencana pengunduran diri Pak Ud dan naiknya Gus Solah sebagai pengasuh Tebuireng.
Pergantian pengasuh diresmikan keesok harinya bersamaan dengan acara Tahlil Akbar Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dan Temu Alumni Nasional Pondok Pesantren Tebuireng yang dilangsungkan di halaman pondok.
Untuk lebih lengkapnya silahkan simak Tesis berjudul Dakwah Kebangsaan DR (HC) IR KH Salahuddin Wahid karya Ahmad Yadi yang diterbitkan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya pada link berikut >>>>>
(Tribunnews.com/Fajar)