Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WNI dari China Dikarantina 14 Hari, Kemenkes Jawab Kemungkinan Virus Corona Muncul setelah Inkubasi

Dokter Achmad Yurianto jelaskan kemungkinan virus corona muncul setelah masa 14 hari inkubasi. Apakah WNI dari China di Natuna bisa menularkan?

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in WNI dari China Dikarantina 14 Hari, Kemenkes Jawab Kemungkinan Virus Corona Muncul setelah Inkubasi
YouTube tvOneNews
Ses Ditjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto menjawab kemungkinan apakah virus corona bisa muncul setelah 14 hari, yang mana disebut sebagai masa inkubasi virus. 

TRIBUNNEWS.COM - Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China, tiba di Indonesia pada Minggu (2/2/2020).

Setelah menjalani pemeriksaan di Bandara Hang Nadim, Batam, para WNI diterbangkan ke Natuna untuk menjalani masa karantina selama 14 hari.

Ses Ditjen P2P Kemenkes, Achmad Yurianto menjawab kemungkinan apakah virus corona bisa muncul setelah 14 hari, yang mana disebut sebagai masa inkubasi virus.

Dilansir Tribunnews.com, hal ini dijelaskan Achmad dalam wawancara KABAR PETANG unggahan kanal YouTube tvOneNews, Minggu (2/2/2020).

Awalnya, Achmad menjelaskan bahwa pemerintah menentukan masa karantina 14 hari karena disesuaikan masa inkubasi paling lama dari virus corona.

Masa inkubasi adalah selang waktu sejak virus itu masuk ke tubuh manusia hingga gejala penyakit muncul.

"Sebenarnya kita menggunakan 14 hari itu berdasarkan hitungan masa inkubasi," ungkap Achmad.

Berita Rekomendasi

"Artinya masa di mana virus itu masuk sampai muncul gejala."

Achmad menjelaskan masa 14 hari adalah variasi paling lama dari munculnya virus corona di tubuh pengidapnya.

Ia menyebut rata-rata yang terjadi di China gejala virus baru muncul setelah 5 hari, dan paling lama 14 hari tergantung dengan daya tahan tubuh.

"Tentunya ada variasi antara 1 sampai 14 hari itu. Kalau di China kan ketemu rata-rata sekitar 5 koma sekian hari itu," terang Achmad.

"Artinya yang daya tahan tubuhnya paling jelek itu akan cepat sekali untuk muncul, yang daya tahan tubuhnya paling bagus 14 hari baru muncul."

"Nah kita anggap semuanya akan safe setelah melewati 14 hari."

Kemudian Achmad menjawab kemungkinan apakah bisa setelah 14 hari dan dinyatakan sehat, namun gejala infeksi virus corona baru muncul setelahnya.

Achmad menyebut virus corona atau virus secara umum tidak bertahan lama di tubuh seseorang hingga lebih dari dua minggu.

"Ya, ini bukan kemudian virus yang tertanam berlama-lama gitu," jawab Achmad.

"Sama dengan kalau kita influenza, tidak akan tertanam lama-lama."

Ia menjelaskan virus itu biasanya akan bertahan hanya selama masa inkubasi di saluran pernapasan.

"Dan virus ini di saluran napas, di selaput lendir saluran napas. Berarti kan kita berbicara rongga hidung, rongga mulut, terus ke bawah sampai ke paru-paru," jelasnya.

Untuk kabar penularan virus corona lewat mata, Achmad mengklarifikasi bahwa yang dimaksud bukanlah tatapan mata, melainkan sentuhan.

Namun memang ada peristiwa ketika petugas medis yang menangani pasien virus corona kurang berhati-hati hingga akhirnya tangan yang digunakan untuk menangani pasien tak sengaja menyentuh mata.

Sebelumnya, diberitakan Kompas.com dari Xinhua, otoritas kesehatan China menyebut virus corona jenis Novel coronavirus atau 2019-nCov dapat menular lewat sentuhan.

Hal itu terungkap dalam uji coba terbaru untuk diagnosis dan pengobatan pneumonia yang disebabkan virus corona.

Selain dapat menular dengan bersentuhan dengan penderita, virus corona bisa menyebar melalui batuk dan bersin.

Evakuasi WNI ke Natuna Ditolak Masyarakat Setempat

Diberitakan Kompas.com, warga Natuna menolak kedatangan WNI yang dievakuasi dari China.

Masyarakat sampai berunjuk rasa menuntut pemindahan lokasi akrantina, Minggu (2/2/2020).

Ketua Komita Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Natuna, Haryadi, menyebut warga mendesak agar WNI dari China di karantina di kapal.

Mereka ingin para WNI ditempatkan di Kapal Republik Indonesia (KRI) milik TNI dan berada di lepas pantai.

"Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan dan kecemasan warga karena saat ini masyarakat Natuna sudah cemas dan resah," ujar Haryadi.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/ Hadi Maulana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas