Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ditemukan 5 Virus Baru pada Kelelawar Buah Selain Virus Corona, Berpotensi Menyebar di Indonesia?

Ahli Patologi Fakultas Kedokteran IPB, Agus Setiyono menilai virus corona berpeluang menyebar di wilayah Indonesia melalui kelelawar pemakan buah

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Ditemukan 5 Virus Baru pada Kelelawar Buah Selain Virus Corona, Berpotensi Menyebar di Indonesia?
pexels.com
Deretan virus yang disebabkan kelelawar 

TRIBUNNEWS.COM - Ahli Patologi, Fakultas Kedokteran Institut Pertanian Bogor, Agus Setiyono menilai virus corona berpeluang menyebar di wilayah Indonesia melalui kelelawar pemakan buah.

Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil penelitian Agus bersama Research Center for Zoonosis Control (RCZC), Hokkaido University, Jepang tentang kelelawar buah.

Dalam penelitian tersebut ditemukan enam jenis virus baru pada kelelawar buah.

Dengan daerah sampel, yakni Bukittinggi, Bohor, Panjalu (Ciamis), Gorontalo, Manado, dam Soppeng (Sulawesi Selatan).

Enam virus tersebut adalah coronavirus, bufavirus, polyomavirus, alphaperpesivirus, paramyxovirus dan gammaherpesvirus.

Dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube TVOneNews, Minggu (2/2/2020), Agus menjelaskan mengenai penelitian yang telah ia lakukan.

Agus Setiyono IPB
Ahli Patologi Fakultas Kedokteran Institut Pertanian Bogor, Agus Setiyono (Tangkap Layar Youtube TVOneNews)

"Nah itu ada enam jenis virus baru yang kita dapatkan baik itu virus RNA maupun virus DNA," ujar Agus.

BERITA TERKAIT

Agus menegaskan, bahwa virus corona yang ia temukan pada kelelawar berada di wilayah Paguyaman, Gorontalo.

Oleh karenanya, Agus mengimbau masyarakat untuk menghindari interaksi dengan kelelawar buah.

Dalam interaksi ini, ada dua pengertian, yakni kontak langsung dan tidak langsung.

"Kontak langsung seperti yang kita lihat di beberapa tempat di masyarakat, misalnya dia menyukai atau menyayangi hewan kelelawar menjadi hewan kesayangan, ini akan kemudian dipegang."

"Kemudian juga ada masyarakat yang katakan mengonsumsi sebagai makanan lokal."

"Nah itu langsung kontak, ini yang akan berisiko karena di dalam kelelawar kita tidak tahu," ujar Agus.

Namun, menurut Agus, lain soal jika kelelawar sudah dimasak dan dalam keadaan yang sudah matang untuk dikonsumsi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas