Sebut Risma Harus Terima Kritik Meski Kasar, Mantan Jubir Gus Dur: Jika Tak Mau, Jangan Jadi Pejabat
Adhie Massardi sebut Risma harus terima kritikan kata kasar seperti yang ditulis Zikria Dzatil, sebut jika baper tak perlu jadi pejabat.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ayu Miftakhul Husna
![Sebut Risma Harus Terima Kritik Meski Kasar, Mantan Jubir Gus Dur: Jika Tak Mau, Jangan Jadi Pejabat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mantan-jubir-gus-dur-adhie-massardi-sebut-risma-baper-zikria-dzatil.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi, menyebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini harus menerima kritikan meski berupa kata kasar.
Adhie menyebut jika seorang pejabat publik seperti Risma tak mau dikritik, maka lebih baik tak usah menjadi pejabat.
Dilansir Tribunnews.com, hal itu diungkapkan Adhie dalam APA KABAR INDONESIA MALAM yang diunggah di YouTube Talk Show tvOne, Rabu (5/2/2020).
Diketahui, Adhie yang juga merupakan aktivis melaporkan Risma ke Ombudsman lantaran sang wali kota melaporkan penghinanya, Zikria Dzatil ke polisi.
Adhie kemudian mengungkit bahwa Ombudsman dirancang oleh Gus Dur dan seharusnya bisa untuk mengontrol perilaku pejabat.
Namun, menurut Adhie, yang terjadi malah para pejabat memanfaatkan adanya UU ITE, yang mana media sosial memang kerap digunakan untuk sarana melontarkan kritikan.
"Bisa dijelaskan tuntutan kepada Ombudsman? Dan ini sebenarnya Bu Risma melaporkan si pelaku, Zikria, atas nama pribadi, bukan sebagai pejabat publik," ujar presenter Putri Viola.
"Ombudsman dulu didesain oleh Gus Dur tahun 2000 itu untuk mengontrol perilaku pejabat publik," jawab Adhie.
"Nah, saya melihat sejak munculnya Undang-Undang ITE, banyak sekali pejabat publik yang mengadukan atas nama pencemaran nama baik," sambungnya.
Baca: Risma: Muka Saya Dibilang Jelek dan Tidak Layak di Jakarta
Adhie menyebut seharusnya pejabat seperti Risma sudah menyerahkan hatinya untuk rakyat dan tahan hinaan.
Bahkan Adhie menganggap para pejabat harusnya tahan banting meski hinaan yang didapat berupa kata kasar.
Jika pejabat tak tahan dengan kritikan atau hinaan kasar, Adhie menyebut lebih baik tak usah menjadi pejabat.
"Padahal menurut saya, pejabat publik itu memang dipilih oleh publik sehingga hatinya harus 100 persen untuk publik," jelas Adhie.
"Jadi ketika publik bermasalah atau dia sempat menghina atau mengkritik, ya dia terimalah sebagai bagian dari kritik, apapun bentuknya," sambungnya.